Cerita Sex Perjalanan yang Menyenangkan

gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Perjalanan yang Menyenangkan - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017

Cerita Sex Perjalanan yang Menyenangkan

Saya tinggal di kamar kost yang sangat sederhana. Kamar kost saya bersebelahan dengan kamar pasangan suami istri muda dan hanya dibatasi dinding papan yang terlihat sudah rapuh. Kondisi itu membuat saya mempunyai kebiasaan mengintip melalui lubang kecil di dinding yang makin lama makin lebar karena jari saya. Lubang itu saya tutup dengan poster sehingga tidak ada cahaya yang keluar dari kamar saya. Sedangkan di kamar sebelah antara tempat tidur dan dinding hanya terhalang kelambu.

Karena seringnya mengintip, saya sampai hafal kehidupan sehari-hari kamar sebelah, dari lekuk tubuh Mbak Laras sampai kehidupan sex mereka. Walaupun terlihat rukun dalam kehidupan rumah tangganya, saya tahu Mbak Laras tidak pernah terpuaskan dalam hal sex, karena suaminya tidak mampu bertahan lama saat bertempur. Karena hal itu, saya sering melihat Mbak Laras masturbasi, dan sering kali menghadap ke dinding tempat saya mengintip sehingga saya bisa melihatnya dengan jelas.

Tidak jarang saya melihat Mbak Laras seperti tidak bernafsu melayani suaminya karena suaminya hanya mampu sebentar saja, itupun tanpa pemanasan. Dan biasanya setelah bersenggama dengan suaminya, Mbak Laras melampiaskan hasratnya dengan melakukan masturbasi. Karena kamar kami bersebelahan, maka saya kenal akrab dengan Mbak Laras dan suaminya. Saya juga sering main ke tempat Mbak Laras untuk sekedar baca koran atau hanya ngobrol santai.

Kamar kontrakan mereka sedikit berbeda dengan kamar yang saya tempati, mereka mempunyai dapur, ruang tidur, dan ruang tamu. Saya lebih akrab dengan Mbak Laras dibandingkan dengan suaminya, selain karena usianya yang tidak terpaut jauh diatas saya, juga karena suaminya berangkat kerja pagi dan pulang malam hari, sehingga saya lebih sering ketemu dengan Mbak Laras dibandingkan dengan suaminya. Sebagai ibu rumah tangga Mbak Laras lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga kami lebih sering bertemu di siang hari, karena kuliah saya rata-rata hanya dua mata kuliah sehari.

Suatu hari saya hendak pulang kampung menggunakan travel. Setiap saya pulang kampung, saya selalu menggunakan jasa angkutan ini, karena selain harganya tidak terlalu mahal, juga diantar sampai rumah. Ketika masuk ke kendaraan yang akan mengantar saya, saya sedikit terkejut karena ternyata di dalam ada Mbak Laras yang mendapat tempat duduk di sebelah saya.

“Eh Mbak Laras.. Mau kemana Mbak?” tanya saya sambil duduk disamping Mbak Laras.

“Oh Iwan.. Mau ke tempat saudara Wan. Ada saudara Mas yang sakit keras, tapi Mas gak bisa cuti, jadi aku yang datang sendiri”

Kami pun terlibat obrolan yang menyenangkan diawal perjalanan kami. Mbak Laras memakai baju lengan pendek, sehingga tanpa sengaja kulit lengannya yang mulus berkali-kali bersentuhan dengan lengan saya. 8 jam perjalanan malam ii akan terasa menyenangkan, pikirku.

Kami sudah kehabisan obrolan ditengah perjalanan, saya lihat Mbak Laras memejamkan matanya walaupun saya tidak yakin dia sudah tidur. Gesekan lengan kami main lama makin menimbulkan rangsangan untuk saya. Saat mobil berbelok saya rapatkan duduk saya dengan Mbak Laras. Sekarang bukan hanya lengan kami yang menempel, pinggul kami juga saling menempel, tapi saya pura-pura tidur. Mbak Laras menjauhkan duduknya dengan saya, tapi posisinya yang sekarang membuat duduknya tidak nyaman, sehingga perlahan dia pun kembali mendekat, dan lengan kami kembali bersentuhan.

Saya hanya diam saja awalnya, lama-lama saya gesekkan lengan saya di lengan Mbak Laras dengan perlahan lalu berhenti. Mbak Laras tidak bereaksi, dia hanya diam saja. Melihat hal itu, saya semakin memberanikan diri, saya ulangi gesekan lengan saya, tapi kali ini lebih lama dari yang sebelumnya. Saya majukan lengan saya, saya tindihkan tangan saya di tangan Mbak Laras. Saya lihat Mbak Laras masih tidur, entah dia benar-benar tidur atau hanya pura-pura. Beberapa kali kepalanya terjatuh di pundak saya.

Lengan saya sudah menempel pada payudara Mbak Laras, membuat saya semakin terangsang. Tangan saya yang satunya mengelus kulit lengan mulusnya, dan saya lihat dia masih diam saja. Mbak Laras sepertinya juga menikmatinya. Tak lama kemudian Mbak Laras membetulkan duduknya, saya sedikit terkejut, tapi ternyata dia hanya menarik selimut pembagian dari travel. Dia menarik selimut yang tadinya hanya sampai perut sekarang ditutup sampai lehernya. Saya mengerti maksud dari Mbak Laras. Walaupun duduk di barisan belakang dalam kegelapan, kadang-kadang ada sinar masuk dari kendaraan yang berpapasan.

Melihat isyarat ini, saya memberanikan diri meletakkan tangan saya di dada Mbak Laras. Tangannya menahan tangan saya dan berusaha menepisnya, tapi saya tetap bertahan, bahkan saya remas payudaranya dari luar bajunya. Merasa kurang puas dengan hal itu, saya masukkan tangan saya kedalam bajunya, saya singkap BH-nya keatas dan saya remas buah dadanya yang kenyal.

Saya pelintir putingnya yang sudah mengeras, tiba-tiba tangannya kembali mencengkeram tangan saya. Tetapi hanya mencengkeram saja dan tidak berusaha untuk menepis. Kepalanya tersandar di bahu saya, membuat batang kemaluan saya semakin berdenyut keras. Saya elus dan saya remas dengan lembut payudaranya yang kenyal. Mbak Laras terlihat sangat menikmatinya. Cukup lama saya melakukan hal itu, dan saya rasakan kemaluan saya semakin mendesak celana saya yang semakin terasa sempit.

Puas dengan payudaranya, saya geser tangan saya kebawah ke perutnya lalu pinggangnya, dan terus kebawah. Mbak Laras menahan tangan saya dan menepisnya ketika tangan saya hendak mencapai CD-nya. Akhirnya saya harus puas mengelus perutnya. Saya sudah terangsang sekali, dalam kegelapan saya buka risleting celana saya dan saya keluarkan penis saya yang sudah sangat keras.

Saya bimbing tangan Mbak Laras untuk memegang penis saya. Awalnya dia menarik tangannya, tapi dengan sedikit saya paksa akhirnya dia mau menggenggam penis saya. Nikmat sekali rasanya ketika kulit tangannya yang halus menyentuh batang saya dan meremasnya dengan lembut. Tangan saya lalu kembali menyusup ke celana dalamnya, kali ini dia tidak menolaknya, bahkan dia sedikit mengangkat dan melebarkan kakinya. Dia mengankat kaki kirinya dan menumpangkannya keatas paha saya.

Dengan cekatan tangan saya mencari celah vaginanya ditengah rimbunnya rambut kemaluan Mbak Laras. Saya rasakan vagina Mbak Laras sudah basah. jari saya dengan lihai memainkan vaginanya, mengelus dan memutar klitorisnya. Mbak Laras mendesis kecil menahan rintihan, sementara tangannya yang tadi mengelus penis saya kini mulai mengocoknya.

Kenikmatan sudah menjalar di tubuhku dan memenuhi kemaluanku. Ketika jari saya sedang mengelus didalam dinding vaginanya saya rasakan penis saya berdenyut makin kencang. Akhirnya saya tidak bisa menahannya lagi, dan … “croott… crooottt… crott…” muncratlah sperma saya dan pada saat yang bersamaan dinding vagina Mbak Laras menjepit kencang jari saya, lalu tubuhnya mengejang. Mbak Laras juga sudah mencapai orgasmenya. Saya tarik tangan saya, kemudian kami merapikan selimut masing-masing. Setelah itu kami tidur terlelap dengan kepala Mbak Laras bersandar di bahu saya.

Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Mesum terbaru 2016, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Dan Lain-lain.