gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Bolos Kuliah Demi Ngentot - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017
![]() |
Cerita Seks Pesta Seks Dengan Tetanggaku - Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya.
Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat istri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.
istriku bernama Berta. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi.
Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak istri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata istriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, istriku pun selalu siap setiap saat.
Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena istriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku.
Hanya istrinya, woow busyet, selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.
Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan istriku biasa memanggil mereka Mas Luki dan Mbak Pamela.
Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.
Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Luki menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba istri Luki ikut nonton bersama kami.
"Waduh, gimana ini Luk..? Nggak enak nih.."
"Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Berta diajak sekalian.." katanya menyebut istriku.
Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil istriku yang tinggal sendirian di rumah.
"Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?" kata istriku ketika kuajak.
Akhirnya aku malu juga sama istriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Luki. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Luki, karena sudah lebih dahulu berangkat.
Di teras rumahnya aku hanya melihat istrinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Berta tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.
Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah, mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui istriku.
Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik istriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Berta tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan istriku seperti kesetanan.
Kemaluan Berta kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai istriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi. Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.
Istriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Berta langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
"Mas.., sekarang Mas.." pinta istriku memelas.
Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Berta. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang. Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba istriku bertanya,
"Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?"
Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Pamela lah yang menaikkan tensiku pagi ini. Sorenya Luki datang ke rumahku,
"Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?" tanyanya setelah kami berbasa-basi.
"Maksudmu apa Luk..?" tanyaku heran.
"Istriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Berta bergulat setelah ngobrol dengannya.."
Loh, aku heran, dari mana Pamela nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
Luki langsung menambahkan,
"Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas." katanya tanpa malu-malu.
"Begini saja Mas, tanpa harus memahami perasaanku, Luki langsung melanjutkan, Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?"
"Acara apa Luk..?" tanyaku penasaran.
"Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?"
"Pesta apaan..? Gila kamu."
"Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?"
Malamnya, menjelang pukul 20.00, Luki bersama istrinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex.
Diiringi musik yang disetel oleh istriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Luki dari rumahnya.
Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati istriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Luki juga menarik istrinya dan menciumi bibirnya.
Aku semakin terangsang, Berta juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Berta sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya.
Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.
Kuperhatikan Luki perlahan-lahan mendudukkan Pamela di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan istrinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Pamela juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.
Perlahan-lahan Luki membuka BH Pamela, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
Kegilaan apa lagi ini..? batinku.Seolah-olah Luki mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat istriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Luki.
Kemudian kudekati Pamela yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Luki kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Berta yang biasanya akulah yang melakukannya.
Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Pamela. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Pamela ini.
"Peluklah aku Mas, tolonglah Mas.." erang Pamela seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Pamela yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.
Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
"Sshh.., akh.." Pamela menggelinjang nikmat.
Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Pamela mendesis.
Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Pamela, kuhisap bagian putingnya, tubuh Pamela bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Pamela sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.
Pamela memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Luki dan istriku seperti membentuk angka 69. Berta ada di bawah sambil mengulum kemaluan Luki, sementara Luki menjilati kemaluan Berta. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.
Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Pamela, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Pamela terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.
Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Pamela.
Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Pamela mendesis,
"Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!"
Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan istriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
Tanganku sekarang sudah meremas payudara Pamela dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Pamela pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Pamela nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Pamela berontak.
Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Luki dan istriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Pamela.
Luar biasa kemaluan Pamela ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Pamela merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.
Posisi sekarang berubah, Pamela sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Pamela juga semakin ketat karena membungkuk.
Kukangkangkan kaki Pamela dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Pamela melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali.
Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Pamela membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Pamela pun menikmati gaya ini.
Buah dada Pamela bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Pamela sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Pamela semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.
Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Pamela ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Pamela telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Pamela menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Pamela.
Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Pamela semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya.
Tiba-tiba Pamela memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Pamela menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Pamela menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.
Mulutku terasa asin, ternyata bibir Pamela berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Luki dan istriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya.
Kulihat Berta tersenyum puas. Sementara Pamela tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Pamela. Kulihat Pamela tidak memperdulikannya.
Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Pamela. Pamela tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Berta juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.
Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Luki dan Pamela sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Pamela berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan istriku.
Cerita Seks, Cerita Sex, Cerita Seks Terbaru, Cerita Sex Terkini, Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru
Cerita Seks Pesta Seks Dengan Tetanggaku
Reviewed by Ratu Judi Online
on
07.00
Rating:

Tidak ada komentar: