gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Bolos Kuliah Demi Ngentot - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017
![]() |
Cerita Sex Terbaru Nikmatnya Bercinta Dengan Ibu Kostku – Di kamar kostnya Egi berbaring sambil ngelamun. Di luar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, di kota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Egi suntuk.
Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Wina, ibu kostnya. Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda.
Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam dan panjang panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu.
Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.
Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna dengan BHnya, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari striptease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan.
Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu-bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.
”Blarrrrrrrrr!” suara guntur membuyarkan lamunannya.
Egi bangkit berdiri sambil menggaruk batang penis di selangkangannya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kos. Baru sekitar 1 bulan ia kos di rumah keluarga Pak Rinto setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Pak Rinto telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.
Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Wina sudah tidur bersama anaknya karena Pak Rinto sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Egi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV.
Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Egi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya. Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Egi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.agen poker
Tiba2 Egi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Wina. Egi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.
"Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?" tanya Egi tergagap
"Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok.." jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.
Yang membuat Egi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Wina, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Wina.
Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alis matanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.
Entah mengapa Egi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Wina tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Wina yang masih dibawah tiga puluh tahun.
Akhirnya jadilah ia kost di paviliun di samping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Rinto. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Wina dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.
Tapi malam ini Wina berpenampilan lain, tanpa kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Wina memakai daster di atas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga di mata Egi, Wina seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.
"Gambar TV'nya jelek ya?" tanya Wina mengagetkan Egi.
"Eh, iya..Mungkin antenanya bermasalah.." jawab Egi sambil menunduk.
Egi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Egi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Egi menelan ludah.
"Semuanya jelek.." kata Wina
"Nonton DVD saja ya?"
"Terserah Teteh.." kata Egi masih berdebar menghadapi situasi itu.
"Tapi adanya film unyil, nggak apa?" kata Wina sambil tersenyum menggoda.
Egi faham maksud Wina tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
"Ya terserah Teteh saja.." jawab Egi.
Wina kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Egi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Wina keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.
"Mau nonton yang mana?" tanyanya menyodorkan beberapa keping DVD sambil duduk kembali di samping Egi.
Egi menerimanya dan benar dugaannya itu DVD porno.
"Eh, ah yang mana sajalah.." kata Egi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali DVD-DVD itu.
"Yang ini saja, ada ceritanya.." kata Wina mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Egi mencoba menenangkan diri.
“Memang Teteh suka nonton ya?" tanya Egi memancing.
“Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk.." jawab Wina sambil tertawa kecil.
“Bapak juga?" tanya Egi lagi.
“Nggalah, marah dia kalau tau.." Kata Wina kembali duduk setelah memencet tombol player.
"Memang selama ini Wina menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral."
"Bapak kan orangnya kolot.." lanjut Wina dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya.
"Bosen.."
Egi tertegun mendengar pengakuan Wina tentang hal yang sangat rahasia itu. Egi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya di tempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.
Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Egi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan di sebelahnya.Wina duduk sambil mengangkat satu kakinya ke atas kursi dengan tangannya ditumpangkan di lututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Egi sudah tidak ragu lagi.
"Teteh kesepian ya?" tanya Egi sambil menatap perempuan itu.
Wina balik menatap Egi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
"Kamu mau tolong saya?" tanya Wina sambil memegang tangan Egi.
"Bagaimana dengan Bapak?" tanya Egi ragu-ragu tapi tau maksud perempuan ini.
"Jangan sampai Bapak tahu.." kata Wina.
"Itu bisa diatur.." lanjut Wina sambil mulai merapatkan tubuhnya.
Egi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora di mata Wina. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk dikecup. Tanpa menunggu lagi bibir Egi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Egi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Wina.
Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Wina memegang belakang kepala Egi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Egi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Wina.
Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya. Wina bergetar ketika jemari Egi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Egi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Wina telah merenggangkan kedua pahanya.
Dan rupanya Wina telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Egi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.
Segera saja tangan Egi merambahi kembali lembah hangat milik Wina yang telah terbuka itu. Dirasakannya bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Egi membelai bulu-bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.
Wina makin mendesah ketika jemari Egi mulai menyentuh bibir vaginanya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Wina rasakan pada daerah kemaluannya. Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang penisnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang vagina Wina.
Bahkan ketika lubang vagina itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Wina.
Selama hampir delapan tahun menikah, Wina belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Rinto suaminya yang berusia hampir empat puluh lima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.
Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang.
Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan air mani di dalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak. Sehingga selama bertahun-tahun, Wina tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang air mani suaminya bila tangkinya sudah penuh.
Wina sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi. Selama bertahun-tahun.
Hanya kira-kira setahun ini Wina bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati.
Dari wanita ini, Lilis namanya, Wina mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian. Tetapi sebagai perempuan normal Wina tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu.
Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu di tubuh Wina. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.
"Aahh... terus Bi.." desahnya membara.
Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Egi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Wina mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini.
Selama bertahun-tahun Wina dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.
Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Egi kost dirumahnya, Wina telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya. Malam ini Wina tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.
Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Egi mulai menyusuri leher jenjang Wina yang selama ini tertutup rapat. Mulut Egi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus ke bawah sepertinya hendak ke daerah belahan dada Wina, tapi tiba-tiba Egi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Wina yang mengangkang dimana bibir vaginanya sedang dirabai jemari pemuda itu.
Rupanya Egi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Wina juga faham maksud Egi. Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Egi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya.
Wina menunduk memperhatikan kepala Egi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hot.
Dihadapan Egi terlihat selangkangan perempuan dewasa yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu-bulu jembut yang menghitam agak keriting dengan sangat lebatnya menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus. Egi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. Labia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu-bulu jembut menghitam di tepi dan atasnya.
Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu. Kedua tangan Egi bergeser mendekati lubang vagina itu untuk lebih menguakkannya
"Ahhh.." Wina mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir vaginanya.
Desahannya semakin menjadi ketika lidah Egi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Wina blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dikhayalkan. Egi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah ke atas meremasi susu yang montok padat.
Rupanya Wina sudah merasa semakin panas meskipun di luar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat di sofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati vaginanya.
Mata Wina merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Egi. Hasrat yang telah lama dikhayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak khayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.
Demikian juga dengan Egi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya.
Jilatan dan rabaan Egi rupanya telah menaikkan nafsu Wina makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Wina yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme.
Dengan ganas ditariknyanya kepala Egi agar makin rapat ke selangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Egi yang mengesek vaginanya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.
"Ahhh… duh Gusti…! Ahhh! Enaknya..!" jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.
Egi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat ke selangkangan itu ditambah Wina merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Wina menyenderkan kepalanya di sandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Egi kembali membuka sehingga Egi dapat melepaskan diri. Muka Egi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan birahi yang keluar dari lubang kenikmatan Wina.
Egi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.
Hatur nuhun ya Bi kata Wina berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya. Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Egi telah berdiri telanjang bulat dengan batang penis mengacung keras. Batang penis yang besar dan panjang.
Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Egi mendekat dan meraih tangan Wina, dan menariknya berdiri. Kemudian Egi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.
"Kenapa sih?" tanya Wina sambil senyum-senyum.
"Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup.." jawab Egi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.
Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Wina, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata.
Tubuh Wina memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi dilengkapi dengan putingnya yang berwarna merah kecoklatan dan tampak sudah tegak mengacung ke atas, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.
Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang penis Egi. Dan Wina yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Wina kembali duduk sambil tetap menggengam batang penis itu. Egi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.
Dengan mata berbinar diperhatikan batang penis yang tegang dihadapannya. penis yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Wina ingin merasakan mengulum penis lelaki seperti yang dilihatnya di film porno.
Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala penis yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang penis yang telah basah itu dan dikulumnya. Egi meringis nikmat diperlakukan begitu.
Apalagi Wina mulai melumati batang penis di dalam mulutnya dengan semakin bernafsu. Wina mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya di film. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang penis itu dengan giginya, membuat Egi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Wina adalah rasa air mani lelaki.
Karena itu ia ingin merangsang Egi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya
Wina yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film. Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.
Egi yang batang penisnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Wina meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya.
"Ah Teh, sudah mau keluar nih.." desisnya mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.
Tapi Wina yang memang mau merasakan semburan mani di mulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang penis itu menumpahkan cairan kenikmatan di dalam mulut Wina. Egi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Wina..
Dirasakannya cairan hangat menyemprot di dalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Wina semakin keras mengocok batang penis itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang penis Egi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang penis itu. Tanpa rasa jijik atau mual.
"Bagaimana rasanya Teh?" tanya Egi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
"Enak, gurih.." kata Wina tanpa ragu.
Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Wina bangkit.
"Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu.." katanya sambil ke dapur dengan hanya mengenakan kimono.
Egi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang penisnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Wina di dapur membuatkan minuman. Egi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas.
Wina menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Egi. Perlahan dirasakan batang penis Egi mulai bangkit lagi mengganjal di pantatnya. Wina semakin mengelinjang ketika tangan Egi yang satunya mulai merambahi selangkangannya.
"Sudah nggak sabar ya.." katanya sambil ketawa dan berbalik.
Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
"Dikamar saja ya.." ajak Wina ketika ciuman mereka semakin larut.
Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk. Wina mendorong tubuh Egi keranjang dan jatuh celentang. Wina juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Egi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Wina mendorong kepala Egi kebawah. Ia ingin Egi mengerjai susunya.
Egi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Wina mendesah sambil mengerumus rambut Egi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil susunya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Egi dengan lembut. Egi merasakan buah dada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras karena sudah sangat terangsangnya wanita itu.
"Oh… Bi…! Gelii… terus akh…!"
Tangan Egi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu. Wina menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.
"Ahh… terus sayang.." desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.
Jemari Egi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana di dalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. Wina semakin menggelinjang ketika ujung jari Egi menyentuh itilnya. Kini mulut dan tangan Egi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Wina juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.
Beberapa lama kemudian Egi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak ke bawah menyusuri perut mulus Wina dan berhenti di pusarnya. Wina menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Wina rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Egi ke arah kepalanya. Egi faham maksudnya.
Dengan segera dikangkangi kepala Wina diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang penis yang menegang keras diatas muka Wina. Yang segera disambut kuluman Wina dengan sangat bernafsu. Egi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Wina yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut sangat lebat itu.
Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing. Wina istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak habis-habis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Egi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.
"Oh…! Bi, lakukanlah.." desah Wina mulai tak tahan menahan hasratnya.
Egi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Wina telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang penis Egi pada lubang vaginanya yang telah semakin berdenyut.
Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuh belas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang penis Rinto merobek lubang kemaluannya.
Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.
Wina tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir vaginanya. Direngkuhnya tubuh Egi ketika perlahan batang penis yang keras itu mulai menyusuri lubang vaginanya.
"Akh…! Enak Bi.." desisnya.
Tangannya menekan pinggul Egi agar batang penis pemuda itu masuk seluruhnya. Egi juga merasakan nikmat. vagina Wina masih terasa sempit dan seret. Egi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Wina. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.
"Ayo Bi goyang terusss.." desis Wina makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan.
Egi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang penisnya tuntas masuk seluruhnya ke dalam vagina Wina.
"Oh..Bi.." jerit Wina nikmat setiap kali Egi melakukannya.
Terasa batang penis itu menyodok dasar lubang vaginanya yang terdalam. Semakin sering Egi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Wina sehingga pada hentakan yang sekian Wina merasakan otot di seluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Egi agar hujaman bantang penis itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut di dalam lubang vaginanya.
"Ahk…! Ah… duh akhh!" teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.
Sangat nikmat dirasakan Wina. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Egi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Wina kembali berusaha mengimbangi. Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga vaginanya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman penis Egi semakin dalam.
Egi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Wina seperti itu. Demikian juga dengan Wina, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi. Wina mengangkat dan menumpangkan kakinya di pundak Egi, sehingga selangkangannya lebih terangkat. Egi memeluk kedua kaki Wina, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan vagina Wina lebih terasa sehingga gesekan batang penisnya menjadi semakin nikmat. Egi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.
"Ahhh.." Egi mendesah nikmat ketika dari batang penisnya menyembur cairan kenikmatannya.
Dikocoknya terus batang penis itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Wina rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.
"Akhh…!!" jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.
Tubuh Egi ambruk diatas tubuh Wina. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu. Hatur nuhun ya Bi, hatur nuhun†kata Wina terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.
Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Egi, batang penisnya yang telah lepas dari lubang vagina Wina mulai diraba dan diremas kembali oleh tangan Wina. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Egi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Wina sudah bangkit lagi hasratnya.
Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Egi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.
Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.
Egi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring di ranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Wina. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Wina yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.
Egi ingat setiap dua atau tiga ronde, Wina selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali.
Egi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam. Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Wina dengan pakaian lengkapnya membawa nampan berisi roti dan minuman.
"Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak..?" katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang.
"Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi.." katanya sambil senyum menggoda.
Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Wina ramuan rahasia menambah gairah lelaki. Kemudian Wina memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Egi dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar.
"Teteh mau kemana sih kok rapi.." tanya Egi.
"Baru nganter anak saya ke rumah Teh Vina. Biar kita bebas.." kata Wina kembali tersenyum nakal.
Egi merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Wina berpakaian lengkap.
"Teh mau ngga memenuhi permintaan saya..?" kata Egi
"Apa sih?" tanya Wina agak heran.
"Maaf nih Teh.." kata Egi
"Teteh mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju Teteh di depan saya.." lanjutnya.
Wina tersenyum manis sambil bangkit.
"Kenapa tidak.." jawab Wina mulai bergaya seperti penari salsa.
Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar dilepaskan kerudungnya. Egi memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Wina.Dengan rambut terurai, Wina mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Wina hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna pink.
Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Wina semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi susunya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Egi benar-benar terpesona dan perlahan batang penisnya mulai ngaceng. Wina naik keatas ranjang.
Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Egi sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu-bulu jembutnya. Egi menanggapi dengan meraba paha Wina dan membelainya.
Kini selangkanngan Wina tepat dimuka Egi. Dengan tangannya ditariknya ke bawah celana dalam Wina dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat.
Wina mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok. Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Egi pada selangkangannya.
Egi menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Wina dengan rakus. Wina mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi susunya yang telah terbuka.
Dengan ujung lidahnya Egi menjilati lubang vagina Wina yang sudah dikuakkan jari tangannya. Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Wina merintih nikmat ketika satu jari tengah Egi dimasukkan ke dalam lubang vaginanya yang semakin basah oleh lendir birahi. Egi menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan itu, menyebabkan Wina semakin mengelinjang liar.
Wina semakin keras meremasi susunya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang vaginanya. Kaki Wina terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Egi masih terhujam di lubang vaginanya.
Wina membaringkan tubuhnya ke belakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Egi dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas.
Entah kenapa, Egi sangat suka menjilati seputar vagina Wina, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Wina juga sangat menyukai perlakuan Egi itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun.
Setelah beberapa lama, rupanya Wina ingin segera disodok lubang vaginanya dengan batang penis pemuda itu yang telah keras mengaceng. Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya ke batang penis Egi yang telah mengaceng ke atas.
Egi membantu mengarahkan batang penisnya ke lubang yang telah basah merekah itu. Wina mendesah ketika kepala penis Egi perlahan menyusup ke dalam lubang vaginanya yang sempit. Lubang vagina Wina meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga vaginanya berbau harum.
Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Egi, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Egi setelah minum ramuan buatan Wina. Tubuhnya kembali segar dan batang penisnya selalu siap tempur.
Secara normal Egi memang lelaki yang kuat berhubungan sex, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian. Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya.
Egi sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Wina pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternyata suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka.
Wina mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Egi yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya bisa sedikit mengimbangi gerakan Wina yang semakin cepat.
Tangannya memegang pinggul montok perempuan itu mengikuti gerakan turun naiknya. Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Egi.
Sesekali Wina menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang penis Egi menghujam seluruhnya di dalam lubang vaginanya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Wina ketika kepala penis Egi menghujam lubang rahimnya yang terdalam yang paling sensitif.
Wina terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasakan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya.
"Aaahhh.." jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan.
Tubuhnya mendekap Egi dengan ketat. Egi yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Wina kebelakang hingga telentang dengan tubuh Egi berada diatasnya. Batang penisnya masih bertaut dalam di lubang vagina Wina. Segera Egi mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Wina.
Gerakan Egi langsung cepat karena ia juga ingin membuat Wina orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Wina klimaks tiga kali berturut-turut. Egi merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang penisnya masih belum terasa sensitif.
Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Wina yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Wina mencoba mengimbangi goyangan Egi, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya.
"Duh Gusti…! Ackhh… oh!" jeritnya nikmat.
Ia merasa puas dengan kemampuan Egi, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya.
Egi terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan ini. Kembali Egi berusaha memacu kembali hasrat Wina yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Wina diguncang getaran yang paling nikmat.
"Ahh…" desahnya kembali.
Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang ke langit kenikmatan ketujuh.
Egi yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang penisnya. Wina yang telah KO tiga kali hanya bisa telentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati air mani Egi muncul.
"Bi, saya mau kulum punya kamu.." pintanya kembali bersemangat.
Egi menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Wina sudah haus ingin minum. Minum air maninya. Egi juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya di dalam mulut perempuan itu. Maka dicabutnya batang penis dari lubang kenikmatan itu.
Wina mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Egi segera berlutut mengangkangi badan Wina dengan batang penisnya mengacung tepat di muka Wina yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan sangat rakusnya.
Egi merem-melek menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan itu memperlakukan penisnya dengan mulutnya. Wina dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Egi semakin tinggi.
Jarang ada perempuan yang dikencaninya mau mengulum batang penisnya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan bayaran. Tapi kini perempuan baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Egi merasa beruntung bertemu dengan Wina. Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Rinto bila tahu perbuatan mereka.
Egi merasa batang penisnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Wina yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Wina.
Batang penis itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk ke dalam mulutnya sehingga air mani yang tercurah langsung masuk ke tenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Wina.
Demikian juga dengan Egi, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Wina bahkan juga menjilati cairan yang meleleh di batang penis hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama di pagi itu.
Jangan lupa, lihat juga kumpulan Cerita Seks Terbaru lainnya.
Cerita Seks Terbaru, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Hot, Cerita Dewasa, Cerita Seks Indonesia, Cerita Sex Indonesia
Cerita Sex Terbaru Nikmatnya Bercinta Dengan Ibu Kostku
Reviewed by Ratu Judi Online
on
06.54
Rating:

Tidak ada komentar: