gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Bolos Kuliah Demi Ngentot - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017
Cerita Seks Terbaru Dita Teman Adik Perempuan Ku |
Aku bertemu dengan Dita ketika aku mengantar dan menghadiri wisuda adikku, Febri di sebuah perguruan tinggi di kota Bandung. Ketika itu aku berperan menjadi sopir keluarga yang harus antar jemput keluarga yang datang dari kalimantan. Febri ini adalah cewek terakhir dikeluargaku yang menjadi sarjana. Dalam umur 22 tahun, dengan otaknya yang encer Febri adikku menjadi sarjana tercepat di keluargaku.
Singkat cerita, usai mengantar Febri adikku dan orang tua dari banjarmasin ke tempat wisuda, tiba-tiba datang perintah dari Febri adikku.
“Bang, pliisss, darurat nih, tolong jemput temenku Dita di salon KLM, udah jam segini ortu nya belum datang. Nanti nggak kebagian tempat duduk lagi…” katanya memelas.
“Siap, tuan putri, yang deket BCA itu kan? Ahh, gimana aku bisa tau orangnya?”
“Orangnya yang paling cantik di salon pake kebaya warna krem, itu udah pasti Dita! Jangan coba ngerayu, nanti aku kasih tau kakak di rumah loh..”
“Siap bawel..” meski jalanan macet, cuma 10 menit kemudian aku telah sampai salon KLM tempat Dita menunggu.
Wahh, itu dia, pikirku melihat gadis mengenakan kebaya krem tengah memainkan hp. Sialan si Febri, nomor hp nya nggak di kasih ke aku. Begitu dekat aku langsung menyapanya.
“Dita ya?”
“Hmmm.. Bang Pras ya, sorry nih udah merepotkan, Papaku masih jauh di jalan bang..”
“Owh, nggak apa-apa Ta, santai aja, lagian kan nggak jauh..”
Aku membukakan pintu Feroza bututku dan dengan sedikit kesulitan dia naik. Tubuh Dita di balut kebaya, sungguh seksi. Kututup pintu dan pelan-pelan aku jalankan mobil. Aku bisa memperkirakan Dita tinggi badannya 167cm, berat badannya sekitar 51kg. Dengan model kebaya yang dadanya agak tinggi, toketnya pasti berkisar 36b. Umurnya pastilah masih seumuran dengan adikku Febri, 22-23 tahun. Bandingkan denganku yang sudah 30 tahun. Loh buat apa lagi dibandingkan, maksudnya ini cewek tipeku banget.
“Bang, kakak nggak ikut?”
“Kakak siapa, Ta?” tanyaku berlagak bloon.
“Istri abang…” buseett dah, kapan si Dita kenalan sama istri gua ya, pikirku.
“Owhh, di rumah Ta, eh di sekolah antar anak..” alamak, kok jadi gugup gini ya gua.
“Dita sering kerumah sama Febri, Abang selalu di luar kota..”
“Hehe.. Biasalah Ta, cari sesuap nasi sama sekarung emas…”
“Hihihi.. Abang bisa aja”
“Emm.. Kamu udah ada yang dampingi buat wisuda nanti…?” tanyaku
“Belum nih bang.. Cariin dong bang..”
“Ahh, masak gadis secantik kamu belum ada pedamping..”
Aku mulai memasang jerat. Benar saja, wajah Dita langsung memerah. Aku tau bahwa Dita ini adalah tipe gadis yang ramah, sedikit cerdas tetapi sialnya Dita juga termasuk group penggoda, hehehehehe…
“Terus, nanti mau langsung kerja atau mau masih lanjutin sekolah Ta?” tanyaku basa basi supaya tidak terlalu ketahuan sedang menebar jerat.
“Papa bilang sih suruh lanjut ke Amrik, tapi kalau aku pengennya maen dulu bang..”
“Loh disuruh sekolah kok malah maen.. Belum puas main sama temen-temen..?”
“Iya nih bang, cowok aku belum tamat hahahahahaha…”
“Loh tadi bilangnya belum punya pedamping…? ”
Saking asiknya ngobrol, kami tau-tau udah sampai di gerbang masuk. Febri malambai-lambai dan kemudian mendekat.
“Hai Ta, ngobrol apa aja tadi sama abangku? Hati hati loh, aku kurang percaya tuh sama abangku..” ahh, sialan nih si Febri jelek-jelakan aku lagi
“Ahh nggak kok Feb.. Lagian kalau aku dirayu juga berarti aku emang cantik, hehehehe…”
Aku tinggalkan mereka menuju tempat parkir. Hmm.. Dita, aku suka banget liat wajahnya, bodinya alamak. Kulitnya yang putih mulus tampaknya dirawat dengan baik. Semasa kuliah dulu aku suka mengatakan kalau gadis-gadis seperti Dita ini Bandung banget atau jawa banget sesuai dengan asalnya. Aku sih, Kalimantan banget, hehe. Menurut istriku aku nggak ganteng-ganteng banget, yang ganteng mah si otong, hehe.. Memang istriku sekarang bukan yang pertama tapi yang terakhir juga bukan.
Selesai acara wisuda aku masih harus antar adik ku Febri, ortu, istri dan kedua anakku ke restoran sunda untuk merayakan hari bahagia si Febri. Ketika tiba di parkiran, Febri memberikan hp nya dengan berbisik. Barangkali takut di lihat sama istriku.
“Bang, sini nih, Dita mau ngomong sama abang.. Awas loh jangan rayu dia ya..” ujarnya
“Hallo.. Febri ya.. Selamat ya Feb, sampai tadi lupa ngucapin selamat, hehehe…”
“Terima kasih ya bang, terima kasih banget loh jemputnya.. Hmm nanti kapan-kapan, abang Dita undang datang ya…”
Kubayangkan Dita dengan senyum manisnya. Dia mau ngundang aku dan keluarga atau aku sendiri ya, pikirku. Ahh, aku yakin Dita ngundang aku sendiri nih! Nggak apa-apa lah ge-er dikit.
“Oke deh, sayang…” Upsss, baru kenal aku dah bilang apa tadi?! “Sayang nih… Nanti ditimpuk sama istri abang loh…”
“Hehehehehe… Nice to meet you Ta, salam sama keluarga ya..” kataku, yang ini agak keras agar Febri nggak curiga. Sedang istriku sibuk bermain dengan kedua anakku, jadi nggak perlu kuatir.
Ahh, sial lagi.. Aku nggak sempat catat nomer hp nya. Tapi toh nanti malam bisa liat di hp Febri kok, pikirku mulai keluar isengnya.
3 minggu setelah acara wisuda tersebut tiba-tiba aku menerima sms.
“Bang, lagi dimana nih.. Sibuk nggak?? Dita” Hah? nggak salah nih, pikirku.
Dengan pura-pura menahan diri, Beberapa menit kemudian baru aku jawab dengan menelpon langsung. Malu dong sms balik.
“Hai Ta, apa kabar? Aku lagi di jakarta nih.. Lagi makan bareng temen di plaza senayan..” kataku.
“Nahh, itu dia.. Dita juga lagi di jakarta nih bang, lagi boring..”
“Loh aku pikir jadi ke amrik” kataku sekenanya.
“Males bang, Dita lagi di rumah sodara nih.. Abang rencana pulang bandung kapan? ”
“Lusa… Kamu?”
“Sama, boleh dong kita pulang bareng.. Dita naik kereta bang” busett dah, benerkan kataku, Dita tipe penggoda.
“Emm.. Gimana yaa…” kataku sok ragu, padahal pengen banget. “Kita lihat nanti ya, Ta. Nanti sore abang telepon kamu. Eh, Febri tau nggak kalau kamu ada di Jakarta?”
“Nggak tau bang, mau Dita kasih tau sama Febri dan istri abang?”
“Hahahaha.. Bukan gitu maksudku, oke deh nanti jam 5 sore abang telepon kepastiannya ya..” kataku.
Memang kalau rejeki nggak bakal lari kemana-mana. Cepat-cepat kubereskan tugasku di jakarta. Sebenarnya sore ini juga selesai tapi teman-teman di jakarta seperti biasa ngajak main bilyard dan karaoke. Jadi sorry friend, kali ini aku ada urusan penting, mesti cabut. Jam lima sore aku telepon Dita. Aku tanya sedang apa, kalau boring kenapa nggak jalan-jalan bersama sodara atau teman-temannya.
“Abang nanti malam ada acara nggak? Ajakin Dita nonton dong?” katanya.
“Oke Ta.. Aku takut macet, gimana kalau kita ketemuan di 21 aja?”
Singka cerita, Dita aku temui di 21. Dita sudah beli tiket untuk berdua. Aku nggak ingat judulnya yang jelas begitu masuk gedung bioskop, aku gandeng tangan Dita seperti yang diinginkannya. Dita memulai sinyal dengan mengatakan sedang boring, ingin jalan dan sebagainya.
Kubelai rambutnya dan seperti sudah kuduga, dia merebahkan bahunya sepanjang film diputar. Nggak ada penolakan ketika jari-jari nakalku mulai mnyusup ke balik bajunya dan bh nya. Semua berjalan lancar. Dita melenguh ketika kupilin puting susunya dan kuelus lembut perutnya. Ketika jari-jari nakalku menyusup ke sela-sela pahanya, Dita berbisik….
“Jangan di sini bang..”
Itu sudah sesuai dengan harapanku dan harapannya. Aku juga sudah horny sekali ketika keluar dari bioskop. Di dalam mobil, seperti harimau kelaparan kami berciuman dengan penuh gairah. Aku suka lenguhanya, kepasrahannya ketika kuhisap puting susunya dan jari-jariku menyusup ke celah-celah kemaluanya yang sudah terbasahi oleh cairan kenikmatannya. Tubuh Dita bergetar. Aku ingin membuatnya menjadi wanita yang sesungguhnya ketika bercinta.
“Dita, abang pengen jilatin kemaluanmu sayang..”
“Emmhh.. Terus bang, Dita udah nggak tahannn…”
Rambut kemaluannya yang halus kusibak, klitorisnya yang udah tegang sungguh nikmat di hisap. Aromanya sungguh harum dan bentuknya tampak terawat. Tubuh Dita sampai bergetar hebat menahan nikmat. Tangan Dita kuarahkan meremas penisku. Tetapi ternyata Dita lebih suka blowjob.
Pada yang sama aku tak menyia-nyiakan kesempatan meremas toketnya yang padat dan montok. Apa boleh buat, di mobil yang sempit ini harus terjadi pertempuran yang menggairahkan. Aku pastikan tak ada manusia yang melihat pertempuran nikmat ini. Jangan sampai kepergok satpam karena bisa malu.
Hisapannya sungguh membuatku terbang melayang jauh. Tanganku tak henti meremas toketnya yang padat montok dengan puting kecoklatan yang sudah mengeras. Pada saat lain ku pilin dan kuhisap puting susunya hingga membuatnya semakin basah. Karena di jog depan terlalu sempit, aku mengajaknya pindah ke jog belakang. Dita dengan tak sabar melepas CD hitamnya. Aku sungguh terangsang melihat wanita dengan CD hitam, sepertinya Dita tau selera sex ku, hehe…
Sepertinya Dita adalah tipe cewek blowjob mania karena ia terus saja mengoral penisku. Kupikir hobinya ini sejalan dengan hobiku mengoral kemaluan cewek. Kuberi isyarat agar ia mengambil posisi 69 dengan aku di bawah. Dita mengangguk lemah. Aku suka melihat matanya yang sayu.
Buset, kemaluan si Dita bener-bener ok, masih kelihatan garis vertikalnya dengan klitoris yang imut dan mengeras. Segera kuremas pantatnya dan kujilat perlahan paha dalamnya sebelum memasuki area kemaluannya. Dita mendesah hingga aku makin merangsang dengan suara yang manja.
“Aaagghhh… Plisss Prass.. Kamu apain meqiku sayang, nikmat bangett!”
“Hmmmm…” cuma suara itu yang keluar dari mulutku sambil menghisap cairan kenikmatanya yang mulai banjir.
Sementara jari-jari Dita yang lembut menggengam penisku.
“Sayang.. Dita nggak tahan.. Dita mau keluar sayanggg… Terusss sayangg… Isep klitorisku.. Ohhhh!”
Aku memang selalu ingin memuaskan para wanita yang bercinta denganku. Menurutku ini adalah satu rahasia para wanita selalu ketagihan bercinta denganku. Perlakukanlah wanita dengan gentle, jangan egois. Mereka adalah mahkluk yang butuh perhatian dan belaian. Jangan bersikap bodoh meninggalkan mereka meraung-raung karena tak terpuaskan. Dita tertunduk lemah namun tangannya masih menggenggam penisku yang masih tegang mengeras dan berdenyut.
Terima kasih ya bang, abang sungguh laki-laki yang baik! Sekarang Dita pengen memuaskan abang..” nah kan, benar kan kataku, jika puas wanita sebenarnya tidak egois.
“Iya Dita cantik, kamu istirahat dulu.. Nggak usah buru-buru, kita masih punya waktu sampai besok kan?”
“Ihh, abang nakal..” katanya sambil mremas penisku.
“Sekarang Dita pengen lagi bang.. Pengen di tusuk sama penis abang…”
“Tapi kamu kan masih perawan sayangg..?”
“Abang kok tau sih?”
“Kan abang udah periksa tadi, hihihi…”
“Ihh.. Nakal deh.. Dita jadi malu..” katanya manja.
“Dita, abang sayang kamu, tetapi untuk memerawani kamu abang sungguh nggak tega…”
“Tapi kan Dita yang mau… Plisss bang… Dita rela”
“Dita, kalau dengan oral saja kamu bisa orgasme, ngapain harus sampai berdarah?"
Yang benar-benar tidak kuduga, Dita menangis. Wahh, kacau nih.. Tapi aku tak ingin bicara lagi.
Perlahan kucium bibirnya, kuusap air matanya dan benar para pembaca, gairahnya mulai bangkit lagi. Dengan lembut dikulumnya penisku. Hmm.. Sungguh nikmat. Dan aku kembali mengajaknya ke posisi VW (posisi wuueennaakkk), faviritku mengerjai wanita dari belakang alias posisi 69. Aku berkonsentrasi agar kali ini pejuhku dapat nyembur di mulutnya.
Tipe cewek mania blowjob adalah penyelesaian akhir harus di mulutnya. Kuhisap klitorisnya dengan lembut tetapi kuat dan itu cukup membuatnya makin menguatkan hisapanya pada penisku. Kemaluan Dita memang beraroma perawan, lendirnya sungguh kental dan aku senang menelannya. Penisku berdenyut-denyut seakan mau nyembur, tetapi kutahan. Aku ingin kali ini aku dan Dita meraih orgasme bersamaan.
“Aaghhh.. Prasss… Fuck me plisss, pengen keluar sayangg.. Ooogghhhh..” erangnya.
Itu adalah pertanda bahwa sebentar lagi dia akan meraih orgasme. Jadi sebenarnya orgasme bisa di ukur alias terukur. Kuperkencang hisapanku pada klitoris Dita yang memerah sambil tanganku berusaha merai toket dan puting susunya. Kuremas kuat untuk memberi extra kenikmatan padanya.
“Ooouugghhh… Prass… Dita keluar… oghhh.. ogghhh…” erangnya panjang.
Dan seperti yang sudah kuperhitungkan akhirnya aku juga menyemburkan spermaku dan nyembur di wajahnya. Dapat kurasakan mulut Dita menghisap penisku dengan cepat. Aku sampai sampai kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan bagaimana perasaan nikmatku! Kupeluk dan kubelai mesra rambutnya, sambil say thanks! Aku tau bahwa Dita bakal ketagihan. Aku sebenarnya ingin menceritakan lanjutan perjalanan yang menggairahkanku ke bandung dengan Dita. Seluruh sensasi yang aku dan Dita dapatkan.
Ternyata Dita juga menyukai ngesex sambil berdiri. Di beberapa tempat kami terpaksa berhenti mencari tempat rimbun pepohonan. Dita segera bersandar di pohon dan dengan nafas yamng memburu melepaskan celananya. Posisi yang sungguh menggairahkan. Dengan berjongkok aku hisap kemlauanya yang cepat basah itu. Kadan Dita menungging dan kuhisap klitorisnya dari belakang.
Aku juga meraih orgasme dengan menggesek-gesek kemaluanya dengan penisku. Percaya atau tidak bahwa Dita masih tetap perawan sampai akhirnya di berangkat ke Amrik untuk melanjutkan sekolah.
Sekarang aku masih merindukannya. Ia masih sering mengirim sms dengan untaian kata-kata, Jilat, hisap dan kulum sayang. Entahlah, apakah masih ada wanita yang seperti dia di antara pembaca, i do hope!
Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Bokep, Cerita ML, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Seks Panas, Kisah Seks, Kisah Panas, Kisah Bugil, Cerita Perselingkuhan
Cerita Seks Terbaru Dita Teman Adik Perempuan Ku
Reviewed by Ratu Judi Online
on
07.37
Rating:
Tidak ada komentar: