gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Bolos Kuliah Demi Ngentot - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Teman Kantor Yang Montok |
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Teman Kantor Yang Montok - Sebut saja nama saya Tony, usia saat ini 28 tahun, saya tipe laki-laki yang bsa dibilang biasa-biasa saja. Tinggi badan 170 cm,berkulit putih, dan mempunyai berat badan 67 kg. Saya sayai memang tidak ada yang spesial dari diri saya.
Saya seorang lelaki asli dari suatu kota di jawa tengah, dan dijakarta saya tinggal kost-kostsan. Saya mempunyai seorang sahabat yang sebut saja namanya Revita. Dia satu kampus dengan Saya, Revita adalah gadis ber kulit putih, berambut hitam panjang, bertubuh mungil tetapi badanya padat berisi. Sebenaranya kami sudah menjalin persahabatan semenjak duduk dibangku SMA dulu.
Dahulu kami 4 orang sahabat yaitu saya, Revita Dery dan Deva, Dery dan Deva memilih untuk melanjutkan study-nya di luar negri. Kini tinggalah saya dan Revita 2 orang sahabat yang selalu bersama. Sebenarnya kami masih sering komunikasi dengan Dery dan Deva, walaupun itu hanya melalui media sosial saja. Terkadang jika mereka pulang ke Indonesia, kami masih sering untuk berkumpul.
Dimana setiap kami berkumpul, kami selalu menghabiskan waktu untuk mengingat tentang pengalaman kamki dan untuk sekedar melepas rindu. Persahabatan saya dengan Revita saat itu hanya sebatas sahabat dekat saja. Kami saat itu terlalu munafik untuk mengelak dari perasaan cinta dianatara kami. Setelah lulus SMA Revita dan saya mempunyai janji untuk melanjutkan kuliah di Jakarta.
Bahkn kami berjanji untuk mengambil fakultas dan universitas yang sama. Tidak hanya itu tempat kost kami-pun sangat dekat sekali, walaupun berbeda kosan. Maklum kamikan berbeda kelamin,hhe. Pada saat semester 3 saya sempat berpacaran dengan wanitayang bernama Lola, namun hubungan itu tidak berjalan lama, karena memang kami sudah tidak saling nyaman lagi.
Sebenarnya hubungan saya dengan Lola putus karena hubungan saya dengan Revita terlalu dekat. Saat itu sebenarnya saya sempat down ketika putus dengan Lola, namun hal itu bisa teratasi dengan Revita yang selalu berada disamping saya dalam suka maupun duka. Revita sungguh sahabat sejati yang selalu ada di setiap saya mengalami kesulitan.
Teman akmi-pun sampai mengira jika saya dan Revita mempunyai hubungan spesial, karena kedekatan kami, kami hanya tertawa saja karena memang kami hanya sekedar sahabat. Setiap satnight (malam minggu) kami sering menghabiskan waktu berdua entah itu untuk nonton bioskop, makan malam atau untuk belajar bersama. Awal tahun kami mendapat kabar dari Dery dan Deva jika mereka akan pulang ke Jakarta.
Saat itu kami beremat merencanakan untuk liburan ke Bali, moment itu yang sangat kami tunggu-tunggu. Bahkan kami sudah booking hotel dan merencanakan tempat mana saja yang akan kami kunjungi. Namun rencana tinggal lah rencana, 4 hari sebelum hari H, Deva dan Dery membatalkan niat ke Jakarta karena mereka ada urusan yang sangat penting, entah urusan apa itu.
Pada akhirnya saya dan Revita-pun berpikir bagimana caranya untuk mengisi waktu liburan yang kosong tersebut karena kami sudah membatalkan semua rencana liburan kami bersama teman kuliah. 1 hari sebelum hari H saya bermain di kost Revita, seperti biasa kami hanya mengobrol dan merasa kecewa dengan batalannya libuaran kami ke Bali.
Ditengah pembicaraan kami, saat itu saya tiba-tiba mempunyai ide untuk berlibur ke Bandung tapi tidak menginap. Pada awalnya Revita awalnya ragu karena bingung mau pergi kemana dan akhirnya kita sepakat untuk pergi ke Lembang, karena disana udaranya sejuknya dan nyaman untuk refreshing.
Setelah kami sepakat saya pun pulang ke kost saya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Singkat cerita tibalah ahri berlibur kami, saat itu saya sudah bangun pada pukul 05.00 pagi, dan kemudian saya menelepon Revita,
“ Halo Ton, sory Ton Gwe baru bangun nih, habis semalem nggk bisa tidur Gwe Ton,hhe ”, ucapnnya.
Saat itu, memang suaranya terdengar ngantuk dan kuramg tidur,
“ Kita jadi berangkat gak nih Rev? udah jam 5 lewat hlo ini, ntar kita kesiangan n kena macet ”, ttanya saya.
“ Jadi dong Ton, tapi gwe belum mandi nih, bentar yah Gwe mandi dulu yah. Loe kalau mau kesini langsung masuk aja, pintunya gak Gwe kunci, sekalian Loe masukin barang-barang Gwe ke mobi Loe yah Ton ”, pintanya.
“ Oke deh Rev, tapi jangan lama-lama yah ”, jawabku singkat.
Tidak lama kemudia saya-pun sudah parkir di depan kost Revita dan langsung masuk ke kamarnya. Ternyata dia belum kelar mandi dan saya dengan cepat memasukkan barang-barang nya masuk ke mobil saya. Kemudian saya berteriak dari luar kamar mandi,
“ Rev, Gwe tunggu di mobil yah, GPL (gak pake lama) ”, teriakku.
“ Iya Ton, Gwe bentar lagi kelar kok ”, sahutnya.
Sekitar 10 menit saya menunggu di mobil kemudian Revita-pun keluar dengan hotpant hitam dan baju kaos couple yang kami beli sebelumnya, agar terlihat sehati,hhe,
“ Sorry yah Ton, jadi lama nunggu, Gwe tadi pagi ngantuk banget ”, ujarnya.
“ Iya santai aja kali Rev, yang penting kita jadi jalannya ”, jawabku.
Sepanjang perjalanan kita banyak ngobrol tentang kegiatan kampus, skripsi dan hal-hal yang biasa kita lakukan sehari-hari sambil mendengarkan lagu. Revita benar-benar sahabat yang baik. Kita saling menghibur dan saling mengisi, bercanda dan ledek-ledekan adalah hal yang biasa buat kami. Dan anehnya kita sama sekali tidak pernah membicarakan perasaan kami masing-masing.
Hanya saja saya sering khawatir jika Revita sakit atau terjadi kenapa-napa dan begitu pula sebaliknya. Benar-benar persahabatan yang tulus dan saya sangat takut untuk menodainya dengan perasaan cinta. Takut dia pergi meninggalkan saya. Takut dia berpikir bahwa saya mengkhianati persahabatan kita. Saya memacu mobil tidak terlalu cepat juga tidak terlalu pelan.
Karena saya berusaha menikmati perjalanan ini. Hanya sekitar 2,5 jam mobil saya sudah memasuki kota Bandung. Kemudian kami mencari restoran untuk sarapan kami. Kebetulan pagi-pagi kita gak sempet makan, cuma makan snack doank di mobil.
Setelah makan, kita coba memasuki Factory Outlet (FO), dari FO yang satu ke FO yang lainnya. Memilih baju dan akhirnya kita membeli sepasang baju kembar lagi. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, perut kami juga sudah mulai laper.
“ Ris, makan yuk, Gwe laper nih dan kita jangan terlalu sore ke lembangnya yah ”, ucapku.
“ Iya-iya Ton, Sorry yah tadi Gwe nggak liat jam, habis keasikkan belanja sih hehehe… ”, ujarnya sambil tertawa.
Kemudian saya mengarahkan Jazz ku kea rah atas Bandung. Sekitar jam 6 kita sudah sampai. Kita menikmati hidangan di depan kami sambil minum cappuccino hangat. Kami mempunyai selera yang sama dalam hal minuman, sama-sama menyukain cappuccino.
Pas saya melihat jam ternyata sudah jam setengah 9 malem. Kita keasikan ngobrol sambil browsing internet pakai laptop yang yang saya bawa dan tak terasa 2,5 jam telah berlalu.
Hujan turun dengan sangat deras sekali. Kita nunggu hamper 1 jam ternyata hujan tidak kunjung reda. Akhirnya dengan meminjam payung kita berhasil sampai mobil dan waktu telah menunjukkan pukul 21:45 wib. Dan akhirnya kita meninggalkan resto tersebut. Tidak lama kemudian saya merasakan hal yang aneh pada mobilku, stir menjadi berat dan saya berpikir mobil ban saya ada yang kempes.
Kemudian di tengah guyuran hujan, saya turun berdua Revita untuk melihat ban mobil saya, tentu saja Revita memayungi saya. Ternyata dugaan saya benar bahwa ban kanan depan mobil saya kempes, mungkin terkena psaya. Tidak mungkin untuk mengganti ban dalam keadaan cuaca seperti ini. Kemudian kami berdua kembali masuk ke mobil.
“ Rev, ban mobil kempes nih, Gwe ganti dulu yah, Loe tunggu aja di mobil ”, ucapku.
“ Loe gila yah? Ujan-ujan gini Loe mau ganti ban? Ntar Loe sakit lagipula bahaya malem-malem ganti ban ”, ucapnya perduli.
“ Kalau gak kayak gini kita gak bisa pulang Rev, mau nunggu hujan reda? Tambah malem lagi ”, ucap saya.
“ Pokoknya Gwe gak setuju Loe ganti mobil sekarang, mending jalanin deh mobil nya ”, ucapnya.
Saat itu saya menurut denga perkaytaaan Revita dan kemudian menjalankan mobil perlahan-lahan,
“ Rev, Gwe punya ide tapi Gwe gak yakin Loe setuju sama ide Gwe ”, usul saya.
“ Memangnya apa ide Loe Ton ? ”, tanyannya.
“ Bagaimana kalau kita cari hotel atau tempat penginapan, kita nginep semalem disini, besok pagi
kita pulang, kecuali kalau Loe ijinin Gwe ganti ban mobil ini sekarang ”, tanyaku.
Sejenak Revita berpikir dan menjawab,
“ Oke deh kalau gitu kita cari hotel terdekat disini daripada Loe keujanan dan sakit, itu lebih ngerepotin Gwe lagi nantinya ”, ucapnya setuju.
Beberapa menit kemudian kita melihat sebuah penginapan dan saya membeLoekkan kendaraan saya ke penginapan tersebut. Ternyata hujan malah semakin besar dan diselingi kilatan dan petir. Dengan payung yang tidak terlalu besar kita berdua masuk ke Loebby untuk check in. Pas masuk Loebby beberapa orang sempat melihat ke kita karena hampir semua baju kami basah akibat hujan angin yang besar.
Saat itu kemudian saya bertanya ke resepsionis,
“ Mas, saya pesen kamar single bed 2 ”, ucapku.
“ Maaf mas, yang tersisa hanya kamar double bed 1 dan sisanya family room ”, jawab recepsionis itu.
Karena kamar tinggal 1 saja sayapun kemudian bertanya ke Revita,
“ Gimana? Yang ada cuma itu, mau gak? ”, tanyaku.
“ Gak ada pilihan lain kan? Ya udah ambil aja deh Ton ”, jawabnya
Kemudian kami balik ke mobil untuk mengambil barang-barang dan segera menuju kamar tersebut. Kamar nya hanya ada 1 bed ukuran double, dan kamar mandi dengan shower hangat. Kemudian kami mandi secara bergantian. Saya hanya memakai celana boxer dan baju kaos yang kami beli di FO. Sedangkan Revita memakai baju kaos lengan buntung dan celana pendek. Saat itu badan terasa lelah sekali.
“ Riss, kok Loe mau sih nginep dan tidur sekamar sama Gwe? ”, tanya saya.
“ Jangan pede dulu Loe Ton, Gwe cuma gak mau Loe sakit aja, kalau Loe sakit ntar Gwe juga yang repot, siapa yang beliin obat? Siapa yang anterin Loe ke dokter? Lagipula kita sahabatan udah lama banget, Loe tau siapa Gwe dan Gwe tau siapa Loe ”, ucapnya panjang lebar.
“ Ngomong-ngomong terima kasih yah udah jadi sahabat Gwe, Gwe seneng banget punya sahabat kayak Loe Rev, Gwe gak mau kehilangan Loe Rev”, ucap saya serius.
Saat itu kemudian saya langsung memeluk Revita begitu saja. Dengan sedikit bingung Revita menyambut pelukan saya dan sambil bertanya,
“ Maksudnya Loe gak mau kehilangan Gwe apa? Emank Gwe mau kemana? Gwe kan gak kemana-kemana ”, ucapnya dengan seidkit candaan.
“ Gwe baru sadar bahwa selama ini yang Gwe rasain ke Loe bukan perasaan sebagai seorang sahabat tapi lebih, Gwe sayang banget sama Loe, Gwe gak mau Loe ninggalin Gwe dan married sama orang lain.
Ternyata selama ini Gwe udah bohong sama perasaan Gwe, gwe takut ngomong ke Loe, nanti semuanya akan berubah. Dan Gwe takut Loe ninggalin Gwe Rev ”, ucap saya panjang lebar.
Sambil memandang tajam mata saya Revita,
“ Ton, Gwe gak akan pernah tinggalin Loe, I’m promise to You, coz, I Love you so much ”, ucapnya dengan mimik wajah serius.
Saya melihat wajah cantik Revita mengeluarkan airmata dan tidak lama kemudian saya berusaha mengangkat dagunya dan mulai mencium bibir nya. Lembut sekali dan ini merupakan ciuman pertama Revita karena Revita belum pernah pacaran sebelumnya. Dan bagi saya ini untuk kedua kalinya karena sebelumnya saya pernah berciuman dengan mantan pacar saya.
Cukup lama kami berciuman kemudian saya mulai memegang buah dada dari Revita, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Saya meremasnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Revita mulai mendesah, perlahan saya angkat bajunya dan dia menurut saja. Terlihat buah dada yang putih dengen putting berwarna merah muda, ternyata Revita sudah tidak memakai bra setelah mandi, mungkin karena bra nya basah.
Dengan cepat saya turunkan celananya berikut celana dalamnya. Terlihat Kewanitaan yang putih dengan bulu-bulu yang tercukur rapi. Saya mulai mencumbunya mulai dari leher, menjilati kupingnya kemudian turun ke arah buah dadanya. Dia mulai mengeluarkan desahan-desahan kecil. Saya menkilati sekitar putingnya, sedikit gigitan kecil pada putingnya.
Revita mulai meracau. Saya turun kebawah dan muali menjilati kewanitaan dan klitorisnya. Ternyata klitorisnya sudah basah, tampaknya Revita sudah terangsang. Secara telaten saya jilati klitorisnya hingga akhirnya dia menjambak rambut saya dan keluar cairan hangat. Wangi sekali kewanitaan Revita, tampaknya dia sangat merawat kebersihan kewanitaan-nya.
Saya langsung melucuti pakaian saya hingga bugil, Revita tampak sedikit kaget melihat Kejantanan saya yang berukuran sedang. Saya suruh dia mengocok lembut dan menjilati Kejantanan saya, awalnya dia tampak jijik tapi lama-lama sudah biasa. Lembut sekali jilatan-jilatan dan isapannya pada Kejantanan saya. Tidak lama kemudian saya mengarahkan Kejantanan saya ke lubang kewanitaan-nya.
Saya melihat dia dengan tajam dan dia hanya melihat saya dan memejamkan matanya. Saya tidak tahu apakah itu tanda setuju atau tidak tapi dia tidak melakukan penolakan. Saya mulai memasukinya pelan-pelan, dia sedikit menahan sakit kemudian saya berhenti sejenak lalu saya coba masukin lagi
Kejantanan saya hingga akhirnya masuk, darah perlahan-lahan mulai keluar dari kewanitaan-nya.
Saya yakin itu darah perawannya Revita. Kemudian saya mulai melakukan gerakan maju mundur dengan tempo biasa saja, Revita tampak menahan sakit tapi menikmatai.
Sekitar 15 menit kami melakukan itu hingga akhirnya saya sudah mulai merasa ingin Klimaks dan sempat bertanya ke Revita apakah dikeluarkan di dalem atau di luar dan dia bilang di dalam saja, dan tidak lama kemudian,
“ Crottttt… Crottttt… Crottttt… Crottttt… ”,
Tersemburlah air mani saya bercampur lendir kawi Revita memenuhi lubang kewanitaan Revita. Sesaat kemudian kami tergolek lemas di tempat tidur dan membayangkan apa yang telah kami lakukan. Kami saling diam tanpa kata.
Saya coba menoleh ke Revita dan dia mengeluarkan air matanya. Saya memulai pembicaraan,
“ Rev, maafkin Gwe yahg, tidak seharusnya Gwe ngelakuin ini pada Loe, Gwe bener-bener khilaf, maafin Gwe ya Rev ”, ucap saya dengan mata berkaca-kaca.
“ Bukan bukan salah Loekog ini ini Ton, loe gak perlu minta maaf ”, ucapnya sambil mengusap airmata-nya.
“ Rev, Gwe janji akan nikahin Loe, Loe mau kan jadi istri Gwe kelak ? ”,tanya saya.
Sambil tersenyum dia berkata,
“ Ton, Loe cowok yang baik. Loe selalu ada buat Gwe disaat Gwe utuh Loe. Loe selalu mengerti bagaimana cara memperlakukan Gwe. Gwe sebenernya sedih waktu liat Loe jadian sama Lola, tapi Gwe pengen lihat Loe bahagia.
Loe cowok sempurna di mata Gwe, tidak ada alasan buat bilang tidak ke Loe. Gwe sayang sama Loe, Gwe mau jadi istri Loe Ton ”, ucapnya membuat hatiku tentram.
“ Maksih ya Rev, gw janji bakal selalu buwat loe bahagia dan nggak akan seklaipun ngecewain Loe… Love you so much Rev… Emuuuachhh…”, ucap saya sambil mengecup keningya.
“ Iya makasih ya Ton, Love to So much ”, balasnya.
Singkat cerita, setelah kejadian itu, pada pada akhirnya kamipun berpacaran dan kami semakin sering Hubungan intim. Pada Akhirnya setealah kami di wisuda, dan saya mendapatkan pekerjaan di perusahaan asing dan Revita bekerja di salah satu Bank Sawata di Indonesia. Pada bulan juni 2015 kami memutuskan untuk menikah dan kehidupan kamipu n selalu bahagia.
TAMAT
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Teman Kantor Yang Montok
Reviewed by Ratu Judi Online
on
05.46
Rating:
Tidak ada komentar: