Cerita Sex Gairah 2 Gadis Pecinta Alam (Part 1)

gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Gairah 2 Gadis Pecinta Alam - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017

Cerita Sex Gairah 2 Gadis Pecinta Alam
Cerita Sex Gairah 2 Gadis Pecinta Alam (Part 1)

Nama saya Roy, saya adalah seorang mahasiswa semester 3, tinggi saya 170cm dan berat 60kg. Kejadian yang akan saya ceritakan ini terjadi pada waktu saya melakukan pendakian gunung Lawu bersama teman-teman saya. Lokasi saya saat itu berada dekat base camp pertama kearah pendakian gunung Lawu. Saya sedang beristirahat sendirian. Tadi malam saya bersama 5 orang teman saya sudah melakukan pendakian menuju puncak Lawu dan telah berhasil mencapai puncak Lawu jam 6 pagi tadi.

Sekarang saya dalam perjalanan pulang, sementara teman-teman saya sudah turun gunung semua. Saya memutuskan untuk beristirahat sebentar di base camp pertama ini sambil mendirikan tenda, biar nanti agak sorean saya turun sendiri menuju pos kami yang dekat dengan rumah penduduk sekitar gunung Lawu.

Sore itu pukul 15.30, saya baru saja selesai menyeduh kopi instan saya, ketika tiba-tiba dari arah semak belukar muncul 2 orang cewek dengan baju dan kondisi acak-acakan.

“Halo Mas?” sapa salah satu cewek itu pada saya.

Gadis muda yang saya taksir berusia 18 tahun kelihatannya anak SMA. Rambutnya pendek, sedangkan temannya yang satu berambut panjang sebahu.

“Halo juga” jawabku menyembunyikan kekagetan karena kemunculan mereka yang tiba-tiba, sempat terpikir ada setan atau penunggu gunung ini yang mau menggoda saya.

“Loh, dari mana, kok berduaan aja?” tanya saya coba berbasa-basi.

“Iya, kita tadi misah dari rombongan, terus nyasar” jawab cewek itu sambil duduk di depan saya.

“Boleh minta minum gak? Kita haus sekali, udah 5 jam kita jalan muter-muter gak ketemu jalan sama orang” lanjutnya kemudian.

Aneh juga pikirku, padahal perasaan saya dari tadi pagi, sering sekali saya berpapasan dengan orang-orang atau rombongan pecinta alam.

“Ada air putih tuh di botol, atau mau kopi? biar sekalian aku buatin?” jawab saya.

Cewek yang berbicara dengan saya tadi tidak menjawab pertanyaan saya, tapi langsung menghampiri botol minum yang saya tunjukan dan segera meminumnya dengan terburu-buru, sedangkan temannya yang satu lagi hanya memperhatikan dan kemudian meminta botol minum saya dengan santun.

Saya perhatikan saja tingkah mereka, cewek-cewek muda ini cakep juga khas ABG kota, tapi saat itu mukanya kotor oleh debu dan keringat, kaosnya cuma ditutupi jaket kain, celana jeans dan sepatu olah raga warna hitam, ini sih mau piknik bukan mau naik gunung, abis gak bawa bekal atau peralatan sama sekali.

Mereka minum terus sampai puas kemudian tiduran disamping kompor parafin yang sedang saya gunakan untuk memasak air.

“Mas namanya siapa?” tanya cewek yang berambut pendek.

“Namaku Vina, ini temenku Linda” katanya lagi.

“Namaku Roy” jawab saya pendek sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

“Ada makanan gak Mas? Vina laper banget nih” tanya Vina tanpa basa basi kepada saya yang sedang memperhatikannya.

“Ada mie kalo mau, sekalian aja masak mumpung airnya mendidih” jawab saya.

Ternyata Vina tidak mau masak sendiri, dia terus berbaring dan minta tolong pada saya untuk dimasakin mie.

“Wah kamu ini manja banget ya? Kenal aja barusan tapi udah nyuruh-nyuruh?” goda saya pada Vina.

“Tolong deh Mas… Vina capek banget. Nanti gantian deh” rayu Vina pada saya.

“Gantian apa ya? Emang nanti kamu mau masak mie lagi? Bayarnya pake pijet aja ya?” goda saya lebih lanjut.

“Maunya tuh… tapi bereslah” jawab Vina cuek sambil memejamkan matanya.

Saya memperhatikan Linda, tapi dia ternyata diam saja, dan hanya mengangguk kecil ketika saya tawarkan mie. Sementara saya masak mie instan, Vina kemudian bercerita kisahnya sampai dia dan Linda tersesat berduaan di tengah gunung Lawu. Mereka berangkat bersama serombongan pecinta alam SMAnya jam 10 siang tadi. Rencananya malam nanti Vina dan rombongan akan mendaki gunung Lawu, tapi waktu menuju base camp kedua, perut Linda sakit sehingga Vina menemani Linda mencari tempat untuk buang hajat, tetapi setelah selesai ternyata mereka tertinggal dan terpisah dari rombongan.

Setelah mienya siap, segera saja pancinya saya berikan pada mereka untuk segera disantap. Masih saja Vina protes, kok tidak ada piringnya.

“Emangnya ini di warung” kata saya cuek sambil tersenyum kearah Linda.

Linda hanya tersenyum tipis dengan bibir gemetar.

“kamu sakit ya Lin?" tanya saya.

“Nggak Mas, cuma kedinginan” katanya pelan.

“Butuh kehangatan tuh Mas Roy” potong Vina sekenanya.

Wah kaget juga saya mendengar celoteh Vina yang terkesan berani. Saya perhatikan keadaan sekitar yang sudah mulai berkabut dan langit gelap sekali. Waduh jangan-jangan sudah mau hujan. Segera saja saya bereskan peralatan saya.

“Masih pada kuat jalan nggak?” tanya saya pada mereka.

“Nanti kalau disini hujan, bisa basah semua. Mending kalo masih bisa jalan kita cepat turun biar nggak kehujanan” lanjut saya.

Baru saja selesai saya bicara, tiba-tiba ada kilatan petir disusul dengan suaranya yang keras.

“Duer…!!”

Disusul dengan tiupan angin yang kencang membawa rintik-rintik air hujan.

“Nah lo… benerkan, telat deh kalo kita mau nekat turun sekarang” kata saya sambil mematikan kompor parafin saya.

“Ya udah, cepet masuk tenda sana, cuaca lagi nggak bersahabat nih, bakal hujan deres disini!” perintah saya sambil membereskan peralatan saya yang lain karena hujan sudah mulai turun.

Saya, Vina, dan Linda segera berdesak-desakan di dalam tenda kecil parasut, sementara hujan semakin deras disertai bunyi angin yang keras. Segera saya memasang lampu kemah kecil yang biasa saya bawa kalau saya naik gunung. Lumayanlah cahayanya cukup untuk menerangi di dalam tenda. Sementara saya rasa hari menjelang maghrib, dan hujan masih saja turun walau tidak deras.

Vina dan Linda duduk meringkuk berdampingan dihadapan saya sambil tangannya mendekap kaki.

“Kamu masuk aja ke sleeping bag itu, kelihatannya kok kamu kedinginan sekali” saran saya pada Linda yang mulai menggigil kedinginan.

“Tapi copot sepatunya” lanjut saya kemudian.

Linda tidak menjawab dan hanya menuruti saran saya. Akhirnya Vina dan Linda tiduran berhimpitan di dalam sleeping bag sambil berpelukan. Saya perhatikan saja tingkah mereka berdua,

“Hei kalian pada ngomong dong, jangan diem aja. Jadi serem nih suasananya” ucap saya pada Vina dan Linda.

“Mas Roy gak kedinginan?” tanya Linda tiba-tiba.

“Ya dingin to, siapa juga yang nggak kedinginan di cuaca kayak gini?” jawab saya apa adanya.

“Kalian enak berduan bisa berpelukan gitu… gak adil” kata saya mencoba bercanda.

“Ya Mas Roy sini to, kita berpelukan bertiga” kata Vina, tak ada nada bercanda dalam omongannya.

“Waduh, gak salah denger nih?” pikir saya.

Tak akan ada kesempatan kedua kalau hal ini saya tanyakan lagi.

“Ya udah, kalian geser dong. aku mau di tengah biar hangat” kata saya cuek sambil membuka resleting sleeping bag saya.

Tidak sempat saya perhatikan ekspresi Linda atau Vina karena keadaannya yang remang-remang. Saya merebahkan diri diantara dua cewek yang baru saya kenal ini, tak ada kata-kata atau komentar apapun. Saya lingkarkan kedua tangan saya kepada Vina di sebelah kiri dan Linda disebelah kanan.

Walau awalnya saya merasa canggung tapi setelah saya nikmati dan merasakan dua tubuh hangat mendekap saya dan saya pun merasa nyaman sekali. Kepala Vina dan Linda bersamaan rebah di dada saya. Saya rasakan deru nafas yang memburu dari keduanya dan dari saya juga.

“Badan Mas Roy hangat ya Lin?” kata Vina pelan seraya tangannya melingkar kebawah dada saya dan kakinya naik menimpa kaki saya, barangkali Vina lagi membayangkan saya seperti gulingnya kalau dia pas lagi mau tidur.

“Iya tadi Lin takut sekali, sekarang dipeluk sama Mas Roy, Lin jadi nggak takut lagi” jawab Linda pelan sambil mengusap kepalanya di dada saya.

Samar-samar tercium bau wangi dari rambutnya. Kemudian darah saya terasa terkesiap saat lutut Vina entah disengaja atau tidak menyenggol burung saya.

“Ehm…” saya hanya bisa berdehem kecil ketika saya rasa hal itu ternyata mendorong birahi saya naik.

Waduh, pikiran saya langsung ngeres, rugi juga ya kalau kesempatan selangka seperti ini saya sia-siakan, minimal harus ngelaba sesuatu nih. Iseng-iseng tangan kiri saya yang masih leluasa saya beranikan memeluk tubuh Vina dan mulai meraba-raba kebagian daerah buah dada Vina.

“Ehm…” Vina ternyata hanya berdehem pelan.

Saya pun mulai berani meningkatkan aksi saya lebih lanjut, saya mencoba meremas lembut susunya. Ternyata Vina hanya diam, dia hanya mendongakkan mukanya menatap saya, sambil tangannya juga meraba-raba dan mengelus-elus dada saya. Saya coba mencium rambutnya lalu saya kecup kening Vina, sementara tangan saya terus meremas-remas susunya dengan tempo agak cepat.

“Aah… Mas Roy” suara Vina terdengar lirih.

“Ada apa Vin?” tanya saya pelan melihat Linda sudah mulai curiga dengan aktivitas yang saya lakukan.

“Kamu masih kedinginan ya?” kata saya lagi sambil menggeser tubuhnya agar lebih naik lagi.

Sementara tangan saya jadi lebih leluasa menelusup ke dalam balik jaketnya dan membuka pengait BHnya yang masih tertutup dengan kaos luarnya. Vina hanya diam saja saat saya lakukan hal itu, bahkan saat tangan saya sudah sempurna merengkuh susunya dibalik BHnya. Dia menggigit kecil dada saya.

“Ah… Mas Roy…” katanya parau dengan tidak memperdulikan ekspresi Linda yang kebingungan.

Saat saya permainkan puting susunya, tiba-tiba Vina bangkit.

“Mas Roy, Vina ma… masih kedinginan” kata Vina dengan bergetar sambil menghadapkan mukanya ke wajah saya sehingga jarak muka kami begitu dekat.

Saya rasakan nafasnya memburu mengenai wajah saya. Saya hanya bisa diam tercekat ketika Vina mulai menciumi muka saya dengan tidak beraturan, mungkin karena gelap hampir semuanya kena diciumnya. Saya rasakan lagi kaki Vina sudah melakukan gerakan yang teratur menggesek-gesek kontol saya naik dan turun. Tanpa sadar saya pun membalas ciuman Vina, hingga akhirnya bibir kami bertaut. Dengan penuh nafsu Vina mengulum bibir saya sambil lidahnya terjulur keluar mencari lidah saya. Setelah didapatnya lidah saya, dihisapnya dengan kuat sehingga saya sulit bernafas.

“Gila nih, cewek ABG sudah pintar ciuman” ucap saya dalam hati.

Tanpa sadar tangan kanan saya mencengkram pundak Linda.

“Mas sakit Mas pundak Linda” kata Linda tiba-tiba yang menghentikan aktivitas saya dengan Vina.

“Oh maaf Lin" jawabku dengan terkejut.

Saya perhatikan ekspresi Linda yang bengong melihat saya dengan Vina. Tapi rasa tidak enak saya segera hilang karena ternyata Vina tidak menghentikan aktivitasnya, dia tampaknya cuek aja dengan Linda, seakan menganggap Linda tidak ada. Vina terus menciumi telinga dan leher saya.

“Mas Roy, Vina jadi pengen… Vina jadi BT, birahi tinggi” kata Vina lirih di telinga saya sambil tangannya sudah bergerilya mengusap-usap kontol saya yang masih tertutup rapat oleh celana jeans saya.

“Waduh… bagaimana ini” pikirku dalam hati.

Pikiran saya serasa buntu. Saya pandangi wajah Linda yang kaku melihat polah tingkah Vina yang terus mencumbu saya. Linda pun bangkit dari rebahannya sambil beringsut menjauh dari badan saya. Tak sempat saya berkata lagi, Vina yang sudah birahi tinggi tanpa ampun menyerang saya dengan ganasnya, dicumbunya seluruh wajah dan leher saya, malah kini posisinya menaiki tubuh saya dan berusaha membuka baju saya.

Saya yakin walau suasananya remang-remang, Linda pasti melihat jelas semua aktivitas kami, bahkan dengan kaos dan BH Vina yang sudah tersingkap keatas dan tangan saya yang sedang meremas-remas susu Vina, sekarang jelas terpampang di depan mata Linda.

Kepalang tanggung, segera saja saya rengkuh tubuh kecil Vina dan saya hisap puting payudaranya yang kecil dan berwarna merah kecoklatan itu secara bergantian dengan posisi Vina diatas tubuh saya. Pentil itu tampak sudah tegak mengacung karena pemiliknya sudah dilanda nafsu birahi yang sangat tinggi.

“Aah… ah… Mas Roy…” gumam Vina lirih.

“Enak Mas, terus… jangan dijilat terus, tapi disedot… aaah…" lanjutnya.

Aktivitas ini saya teruskan dengan mengelus dan meraba pantat Vina yang sejajar dengan kontol saya. Saya remas pantat Vina sambil menggesek-gesekan kontol saya pada daerah kemaluan Vina yang masih terbungkus dengan celana jeans yang dikenakannya. Saya jilati semua yang ada di dada Vina, bahkan saya gigit kecil puting mancung itu yang membuat Vina melenguh panjang.

“Aaahh… sshh...”

Aksi saya ternyata membuat Vina blingsatan, dikulumnya bibir saya dan diteruskan ke leher saya sambil berusaha membuka semua baju saya, nampaknya Vina mau balas dendam melancarkan aksi yang sama dengan yang saya lakukan tadi.

Benar saja, begitu baju saya terbuka semua, Vina segera menghisap puting saya dan menggigit-gigit puting saya dengan ganas. Saya rasakan sensasi yang luar biasa yang membuat kontol saya semakin tersiksa karena tidak bisa bangun terhalang oleh celana jeans saya. Saat itu bisa saya perhatikan Linda di samping kiri saya yang sedang menatap nanar aktivitas kami, saya lihat tangan kanannya dijepitkan pada dua belah pahanya, entah sedang terangsang atau sedang kedinginan.

Tanpa kata, saya beranikan tangan saya mengelus paha Linda sambil berusaha meraih tangan Linda. Linda hanya diam saja, bahkan semakin terpaku saat melihat aksi Vina yang terus mencumbu bagian bawah pusar saya. Saya yang merasa sangat geli hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saya ke kiri dan ke kanan.

“Aah… Vin, jangan dijilat di daerah situ terus… geli… se… ka… li…” ujarku dengan nafas tersengal.




Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Mesum terbaru 2016, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Dan Lain-lain.
Cerita Sex Gairah 2 Gadis Pecinta Alam (Part 1) Cerita Sex Gairah 2 Gadis Pecinta Alam (Part 1) Reviewed by Ratu Judi Online on 07.48 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.