Cerita Sex Profesi dan Kehormatan (Part 2)

gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2016 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Profesi dan Kehormatan - dan Seputar Dewasa Terbaru 2016


Cerita Sex Profesi dan Kehormatan
Cerita Sex Profesi dan Kehormatan (Part 2)

“Jangann..!!” keluh saya lemah dan putus asa sambil bertahan untuk tetap merapatkan kedua kaki saya, tapi tenaga Pak Herman jauh lebih kuat di bandingkan dengan tenaga saya.

Saya terhenyak saat Pak Herman mulai menindih saya, membuat saya jadi sesak dan sulit untuk bernafas, buah dada saya tertekan oleh dadanya, sementara perutnya menempel di atas perut saya.

“Arghh..!! Jangann..! Sakiitt..!!” rintih saya sambil berusaha menggeser pinggul saya ke kiri dan ke kanan, saat saya rasakan kemaluannya bergesekan dengan bibir kemaluan saya.

“Sakiitt..!” saya kembali mengerang saat kepala penisnya mulai masuk ke dalam liang vagina saya.

Bersamaan dengan itu, tangan Pak Herman bergerak, menjambak rambut saya dan menariknya sehingga kepala saya terdongak, kemudian Pak Herman dengan kasar melumat bibir saya sambil terus menekankan tubuhnya ke arah selangkangan saya. Saya rasakan kesakitan yang luar biasa di dalam liang vagina saya saat batang penisnya terus melesak masuk menghunjam ke dalam lubang kemaluan saya.

“Ahh..! Jangann..! Sakiitt..!” saya kembali menjerit dengan keras saat batang penisnya menembus dan merobek selaput dara saya.

Tubuh saya melenting ke atas menahan sakit yang amat sangat. Saya angkat kaki saya dan saya tendang-tendangkan, saya berusaha menutup kedua kaki saya, tapi tetap saja batang penis itu terbenam di dalam vagina saya. Saya sungguh tersiksa dengan kesakitan yang mendera vagina saya.

Saya hempaskan wajah saya ke kiri dan ke kanan, membuat sebagian wajah saya tertutup oleh rambut saya sendiri, mata saya membelalak dan seluruh tubuh saya mengejang hebat. Saya katupkan mulut saya, gigi saya bergemeretak menahan sakit dan ngilu, nafas saya seperti tercekat di tenggorokan dan tanpa sadar saya cengkeram keras tangan Pak Yusuf yang sedang memegang kedua tangan saya.

Saya masih terus merintih dan menangis, saya terus berusaha menendang-nendangkan kedua kaki saya saat Pak Herman menarik batang penisnya sampai tinggal kepala penisnya saja yang berada di dalam liang vagina saya, lalu menghunjamkannya kembali ke dalam liang rahim saya.

Pak Herman sudah benar-benar kesetanan, dia tidak peduli melihat saya yang begitu kesakitan, dia terus bergerak dengan keras di dalam tubuh saya, memompa saya dengan kasar hingga membuat tubuh saya ikut terguncang turun naik mengikuti gerakan tubuhnya.

“Ahh.. Sshh.. Lepaskann..!” jeritan saya melemah saat saya rasakan gerakannya makin cepat dan kasar di dalam liang kemaluan saya, membuat tubuh saya makin terguncang dengan keras, buah dada saya pun ikut mengeletar.

Kemudian Pak Herman mendaratkan mulutnya di buah dada saya, menciumi dan mengulum puting payudara saya, sesekali dia menggigit puting buah dada saya dengan giginya, membuat saya kembali terpekik dan melenguh kesakitan. Kemudian mulutnya bergerak menjilati belahan dada saya dan kembali melumat bibir saya. Saya hanya bisa diam dan pasrah saat lidahnya masuk dan menari-nari di dalam mulut saya, sepertinya dia sangat puas karena telah berhasil menggagahi dan merenggut keperawanan saya.

Perlahan-lahan dia menghentikan gerakannya memompa tubuh saya, melesakkan kemaluannya di dalam liang vagina saya dan menahannya di sana sambil tetap memeluk saya dengan erat. Setelah itu dia menurunkan mulutnya ke sekitar leher dan pundak saya, menjilatinya dan kemudian menyedot leher saya dengan keras, membuat saya melenguh kesakitan.

Cukup lama Pak Herman menahan penisnya di dalam liang kemaluan saya, dan saya dapat merasakan kemaluannya berdenyut dengan keras. Denyutannya menggetarkan seluruh dinding liang vagina saya, lalu dia kembali bergerak memompa diri saya, memperkosa saya pelan pelan, lalu cepat dan kasar, begitu berulang ulang. Sepertinya Pak Herman sangat menikmati pemerkosaannya terhadap diriku.

Saya meringis sambil tetap memejamkan kedua mata saya. Setiap gerakan dan hujaman penisnya terasa sangat menyiksa dan menyakiti seluruh tubuh saya, sampai akhirnya saya rasakan mulutnya makin keras menyedot leher saya dan mulai menggigitnya. Saya menjerit kesakitan, tapi tangannya malah menjambak dan meremas rambut saya.

Tubuhnya makin rapat menyatu dengan tubuh saya, dadanya makin keras menghimpit buah dada saya, membuat saya makin sulit bernafas. Lalu dia mengatupkan kedua kaki saya dan menahannya dengan kakinya sambil terus memompa tubuh saya, kemaluannya bergerak makin cepat di dalam vagina saya, kemudian dia merengkuh tubuh saya dengan kuat sampai benar-benar menyatu dengan tubuhnya.

Saya sadar Pak Herman akan berejakulasi di dalam tubuh saya, mendadak saya jadi begitu panik dan ketakutan, saya tidak mau hamil karena pemerkosaan ini, pikiran saya jadi begitu kalut saat saya rasakan batang kemaluannya makin berdenyut-denyut tak terkendali di dalam liang rahim saya.

“Jangann..! Jangan.. Di dalam..! Lepasskan..!!” jerit saya histeris saat Pak Herman menghentakkan penisnya beberapa kali sebelum akhirnya dia membenamkanya di dalam liang kemaluan saya.

Seluruh tubuhnya menegang dan dia mendengus keras, bersamaan dengan itu saya meraskan cairan hangat menyemprot dan membasahi liang rahim saya, Pak Herman telah orgasme, menyemburkan sperma demi sperma ke dalam vagina saya, membuat dinding vagina saya yang lecet makin terasa perih.

Saya meraung keras, tangisan saya kembali meledak. Saya tahan nafas saya dan saya mengejangkan seluruh otot-otot perut saya, berusaha mendorong cairan spermanya agar keluar dari liang vagina saya, sampai akhirnya saya menyerah. Bersamaan dengan itu tubuh Pak Herman jatuh terbaring lemas di atas tubuh saya setelah seluruh cairan spermanya mengisi dan membanjiri liang rahim saya.

Mata saya menatap kosong dan hampa, menerawang langit-langit ruangan tersebut. Air mata saya masih mengalir, pikiran saya kacau, saya tidak tahu lagi apa yang harus saya perbuat setelah kejadian ini. Kesucian saya telah terenggut, kedua bajingan ini telah merenggut kegadisan dan masa depan saya. Tapi yang lebih menakutkan saya, bagaimana jika nanti saya hamil. Saya kembali terisak meratapi penderitaan saya.

Tapi rupanya penderitaan saya belum berakhir. Pak Herman bergerak bangun, melepaskan himpitannya dari tubuh saya. Saya kembali merintih, menahan perih saat batang kemaluannya tertarik keluar dari liang kemaluan saya. Saya angkat kepala saya, saya lihat ada bercak darah bercampur dengan cairan putih di sekitar pangkal paha saya. Saya menangis, pandangan saya nanar, saya tatap Pak Herman yang sedang berjalan menjauhi saya dengan pandangan penuh dendam dan amarah.

Seluruh tubuh saya terasa sangat lemah, saya mencoba untuk bangun, tapi Pak Yusuf sudah berada di samping saya. Dia menggerakan tangannya, menggulingkan tubuh saya dan mulai menggumuli tubuh saya yang menelungkup, saya diam tak bergerak saat Pak Yusuf menciumi seluruh punggung saya.

Sesaat kemudian dia bergerak ke arah belakang tubuh saya, merengkuh pinggang saya dan menariknya ke belakang. Saya terhenyak, tubuh saya terseret ke belakang, lalu Pak Yusuf mengangkat pinggul saya ke atas, membuat posisi saya jadi setengah merangkak. Saya topang tubuh saya dengan kedua tangan dan lutut saya, kepala saya menunduk lemas, rambut panjang saya tergerai menutupi seluruh wajah saya, kepanikan kembali melanda saya saat saya rasakan batang penisnya menempel dan bergesekan dengan bibir vagina saya.

“Niken..! Kamu memang benar-benar cantik dan seksi..” gumam Pak Yusuf sambil tangannya meremasi pantat saya, sementara batang penisnya terus menggesek-gesek di bibir vagina saya.

“Ahh.! Sakiitt..! Sudahh.. Sudah..! Hentikann..!! jerit saya menahan sakit saat kemaluannya mulai melesak masuk ke dalam liang vagina saya.

Saya angkat punggung dan kedua lutut saya, menghindari hunjaman batang penisnya, tapi Pak Yusuf terus menahan tubuh saya, memaksa saya untuk tetap membungkuk. Seluruh otot di punggung saya menegang, tangan saya mengepal keras, saya benar-benar tak kuasa menahan perih saat penisnya terus melesak masuk, menggesek dinding vagina saya yang masih luka dan lecet akibat pemerkosaan pertama tadi, saya gigit bibir saya sendiri saat Pak Yusuf mulai bergerak memompa tubuh saya.

“Lepasskan..! Sudah..! Hentikaann..!!” jerit saya putus asa.

Nafas saya kembali tersengal-sengal, tapi Pak Yusuf terus memompa saya dengan kasar sambil tangannya meremasi pantat saya. Sesekali tangannya merengkuh pinggul saya, menahan tubuh saya yang berusaha merangkak menjauhi tubuhnya, seluruh tubuh saya kembali terguncang, terombang ambing oleh gerakannya yang sedang memompa saya.

Tiba tiba saya rasakan wajah saya terangkat, saya buka mata saya dan saya lihat Pak Herman berjongkok di depan saya, meraih dagu saya dan mengangkatnya. Pak Herman tersenyum menatap saya dengan wajah penuh kemenangan, menatap buah dada saya yang menggantung dan menggeletar, meremasnya dengan kasar, lalu Pak Herman mendekatkan wajahnya, menyibakkan rambut saya yang tergerai. Sesaat kemudian, mulutnya kembali melumat bibir saya, mata saya terpejam, air mata saya kembali meleleh saat mulutnya dengan rakus menciumi bibir saya.

“Aahhh..!!” saya terpekik pelan saat Pak Yusuf menyentakkan tubuhnya dan menekan saya dengan kuat.

Batang penisnya terasa berdenyut keras di dalam lubang kemaluan saya, lalu saya rasakan cairan hangat kembali menyembur di dalam liang rahim saya. Saya menyerah, saya sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melawan, saya biarkan saja Pak Yusuf menyemburkan dan mengisi liang kemaluan saya dengan cairan spermanya.

“Periihh..!!” rintih saya pelan.

Pak Yusuf masih sempat menghujamkan kemaluannya beberapa kali lagi ke dalam liang vagina saya, menghabiskan sisa sisa ejakulasinya di dalam liang rahim saya sebelum akhirnya dia menariknya keluar melewati bibir vagina saya yang semakin terasa perih.

Sedetik kemudian satu kepalan tangan mendarat di wajah saya. Saya terlempar ke samping, pandangan saya berkunang kunang, lalu gelap. Saya jatuh pingsan. Saat siuman saya temukan foto-foto telanjang saya berserakan di samping tubuh saya dengan sebuah pesan..

“Pastikan..! Hanya Kita Bertiga yang Tahu..!!”

Hari itu juga saya kembali pulang ke Jakarta dengan membawa penderitaan yang amat berat, sesuatu yang paling berharga telah hilang dari saya, dirampas oleh kebiadaban mereka.



Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Mesum terbaru 2016, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Dan Lain-lain.
Cerita Sex Profesi dan Kehormatan (Part 2) Cerita Sex Profesi dan Kehormatan (Part 2) Reviewed by Ratu Judi Online on 07.05 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.