Cerita Sex Ranti Pembantuku yang Seksi (Part 1)

gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Ranti Pembantuku yang Seksi - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017

Cerita Sex Ranti Pembantuku yang Seksi
Cerita Sex Ranti Pembantuku yang Seksi

Petang itu saya pulang dengan lesu setelah disibukkan dengan urusan kantor yang menumpuk. Sekarang semua semakin susah, dan persaingan semakin ketat. Oh ya nama saya Edo, saya anak pertama dari dua bersaudara, semuanya laki-laki. Adik saya tinggal di Bandung bersama istrinya sudah 1 tahun ini, dan mereka belum dikaruniai seorang anak. Sedangkan saya sampai sekarang belum beristri, masih suka bebas main sana sini, meskipun saya sudah punya pacar.

Saya tinggal di sebuah pemukiman yang lumayan mewah yang ada di kota Jakarta. Sesampainya di rumah saya langsung masuk ke rumah tanpa memasukkan mobil ke garasi. Setelah masuk saya disambut oleh pembantu saya, Susi namanya.

"Selamat sore den Edo."

"Selamat sore," jawabku.

"Tolong ambil tas saya di mobil, terus masukkan ke ruang kerja."

"Ya den," jawab Susi dengan menundukkan wajah.

Pandangan nakal saya mendarat di kaos yang dipakai Susi, tampak dua gundukan membusung seolah memberontak dari cengkraman BH yang nampaknya mulai tua itu.

"Si Ranti mana? suruh dia siapkan pakaian di kamar mandi saya mau mandi."

"Anu den Ranti masih di belakang den."

"Ya sudah, cepet kasih tau dia."

"Ya den"

Ranti itu juga pembantu saya. Saya tinggal di rumah ini hanya dengan dua pembantu. Kedua orang tua saya tinggal di Bandung dengan adik saya.

"Den sudah siap pakaiannya, saya taruh di kamar mandi."

"He eh," jawabku sambil berdiri,

"Ran tolong Susi suruh beliin rokok di toko ujung jalan."

"Ya den," jawab Ranti,

Dari teras belakang saya menuju ke kamar sambil melihat pinggul si Ranti yang tampak bulat penuh dibalut dengan celana pendek dan kaos oblong terlihat sangat menantang dan kulitnya yang bersih terlihat sangat serasi dengan warna celana pendeknya yang biru tua itu.

Sambil menyetel shower saya lepas kemeja saya, berlanjut dengan celana panjang dan celana dalam saya. Tanpa menutup pintu kamar mandi saya langsung ke bawah shower yang tampak mengepulkan asap tipis itu, tangan saya mengelus senjata di sela selangkangan yang masih melengkung setengah tidur di antara bulu tebal hitam di sekelilingnya, sambil menikmati air hangat yang menerpa tubuh, dengan perlahan saya urut meriam saya mulai akar dan ke batang lalu ke kepalanya yang memerah terkena gosokan saya.

Tampak penis saya mulai menunjukkan semangatnya dengan mulai tegak dan berdenyut nikmat. Di sela siraman air hangat, tangan kiri saya gunakan untuk menggosok badan dengan sabun cair yang sekarang mulai menuruni perut dan sela-sela paha saya sehingga makin melicinkan tangan kanan yang dari tadi saya gunakan untuk mengelus dan memijat penis saya yang semakin tegang.

Dengan membayangkan si Ranti tangan saya terus mengerakkan serta mengenggam penis saya yang panjangnya hampir 16cm itu dengan bersemangat. Sekarang tangan kiri pun mulai saya gunakan untuk menggengam buah zakar dan menariknya menjauhi penis saya sehingga dapat mempertinggi rangsangan dan memberikan rangsangan yang berbeda.

Terbayang pinggul Ranti yang bulat dan dadanya yang mulus dan padat, (maklum masih perawan), bibirnya yang merah tanpa lipstik, serta gunung kembar di dadanya yang menantang untuk diremas dan diciumi. Badanku menegang dan air maniku muncrat ke dinding granit hitam kamar mandi saya. Oooooh betapa nikmat rasanya.

Dengan segar saya turun dari shower, dan sekilas mata saya menangkap seperti ada gerakan di pintu kamar mandi. Dengan tergesa kuraih handuk, terbalut handuk saya keluar dari kamar mandi tetapi terlambat, hanya gerakan pintu kamar saya yang menutup yang tampak oleh saya. Segera saya keluar kamar tapi tak terlihat siapa-siapa. Di ujung ruangan dekat TV, tampak gagang telpon menggeletak. Sambil tangan kiri memegangi ujung handuk kecil yang hanya menutup bagian depan penis saya yang masih tampak bengkak sehingga membentuk gundukan di handuk, tangan kanan saya meraih telepon.

"Hallo ?."

"Hallo mas?"

"Eh kamu Na di mana ini," ternyata dari Rina pacarku.

"Di kost mas, jadi nggak besok ke Bandung."

" Jadi dong, emang kamu udah siap-siap nih." Kami memang berencana ke kota Bandung dan menginap di sana sampai minggu sore baru balik Jakarta.

"Pakaianku sudah kusiapkan di tas tinggal bawa aja kok."

"Eh Na kamu malam ini nginep di sini aja ya, jadi besok gak pake acara jemput menjemput jadi bisa molor agak lama." Dalam hati saya menyambung “dan gue bisa ngembat elo”, hehehe.

"Oke deh ntar aku suruh anterin anak-anak aja ke sana, kamu gak usah jemput ke sini."

"Oke kalo gitu dadaaah," dan telponnya saya tutup.

Pacar saya si Rina itu mahasiswi jurusan ekonomi management di salah satu unversitas swasta di Jakarta, dengan postur tubuh 163cm, rambut sebahu dan mata yang indah serta bibir yang tampak selalu basah menggoda. Tapi itu yang tampak di luar, sedangkan dalemannya wah sungguh istimewa. Payudaranya berukuran 36b dan belum melorot, dihiasi pentil yang mungil berwarna kemerahan.

Tapi yang lebih membuat saya bertahan lama pacaran dengan dia adalah memeknya. Sejak pertama kali melakukan hubungan sex dengan saya, saya meminta dia untuk mencukur habis rambut-rambut di bukit indah itu dan sampai sekarang dia masih tetap menjaganya seperti itu, katanya untuk membuktikan cintanya kepada saya.
Tidak seperti memek lain yang pernah saya lihat, memek si Rina itu begitu putih bersih dan bibirnya tampak seperti dua buah bukit gundul yang mempunyai alur sempit yang berujung pada sekerat daging mungil yang terlihat malu-malu, yang bila terangsang akan nongol dan mencuat kemerahan begitu sempurna. Dan masih ada lagi bila menungging di atas memeknya tampak anusnya yang bersemu kecoklatan tampak kontras bila dibandingkan dengan pantatnya yang putih mulus. (Cerita saya dan Rina ada di cerita lain.)

Balik ke kamar sambil memikirkan pembicaraan dengan si Rina, dalam hati saya bertanya-tanya siapa gerangan yang di kamarku tadi, Ranti atau Susi. Sambil memikirkan kemungkinan apakah mereka melihat saya onani, terbayang lagi masing-masing wajah mereka, Susi dengan tubuhnya yang agak kurus tapi dadanya tegak menggoda atau Ranti yang kulitnya kuning bersih dan berpinggul indah dan kaki yang panjang tanpa bekas-bekas luka.

Keduanya menarik dan mempesona dengan keindahanya masing-masing, saya membayangkan bagaimana rasanya bila dapat menancapkan penis saya dan bila mungkin bermain bertiga dengan mereka. Membayangkan hal tersebut penis saya yang tadi sudah agak tidur tampak mulai menunjukan reaksi setuju dengan terangguk-angguk mantap.

Saya mulai memikirkan bagaimana caranya supaya dapat menjerat keduanya dalam permainan saya, tapi sekarang si Rina mau datang jadi saya mesti cepat. Saya pakai t-shirt dan celana pendek (saya jarang pake celana dalam di rumah) dan keluar ke ruang makan. Di meja saya lihat sudah disiapkan piring dan lauknya beserta minuman, sambil duduk saya lihat jam dinding. "Ah masih jam 6 sore."

Masih ada kira-kira 2 jam sampai Rina datang pikirku, kesempatan nih.

"Rantiiiiii sini kamu?."

"Ya den?" Dengan tergopoh Ranti datang.

"Ada apa den Edo."

"Tadi kamu tau nggak siapa yang terima telpon waktu saya mandi." Dengan tajam saya tatap wajahnya saya lihat perubahan di muka Ranti, tampak mukanya berubah merah merona.

"Nggak usah takut nggak apa-apa kok." Masih tertunduk Ranti menjawab,

"Saya den yang menerima telpon dari mbak Rina."

"Terus?"

"Terus saya cari aden nggak ada kemudian saya masuk ke kamar." Hemmm?.

"Lalu abis gitu kok kamu nggak panggil saya sih!"

"Sudah kok den."

"Kamu liat apa di kamar mandi?"

Makin menunduk dia tidak berani beradu pandang. Terus saya bikin gerakan nekat, saya buka celana saya sehingga terpampang penis yang sudah tegak gara-gara melihat pinggul dan dada Ranti yang membayang dari balik kaos putih tipis yang dipakainya. Sambil menggenggam penis saya panggil,

"Ranti sini kamu…"

Ranti mendekat dan kemudian saya tanya,

"Kamu tadi liat ini ya, coba sini kamu liat lagi."
Ranti melihat selangkangan saya dengan melongo, tampak sorot mata kagum menghiasi wajahnya.

"Coba kamu pegang."

"Ah jangan den saya ngga berani"
Saya raih tangannya dan langsung saya pegangkan pada penis saya. Ranti sama sekali tidak melawan, dengan menurut dia memegang penis saya.

"Gimana rasanya?"

"Hangat den, dan besar sekali," jawab Ranti.

"Sekarang coba kamu gerakkan tanganmu ke atas dan ke bawah."

Dengan lembut digerakkan tangannya ke atas dan ke bawah terus-menerus, tangan kiri saya membantu mengarahkan tangan Ranti sedang tangan kanan saya meraih pinggangnya yang ramping dan memangkunya di kaki kanan yang saya renggangkan.

Tampak sekarang Ranti mulai berani, dengan tangannya yang nganggur dia mengelus buah zakar saya dan menggengamnya, sementara itu saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan, tangan kanan saya kemudian saya selipkan ke dalam kaosnya dan mencari gundukan empuk di dadanya. Ketemulah yang saya cari, dua buah daging kenyal yang hangat.

Saya buka BH yang menutupi bukit yang indah itu, saya remas perlahan dan saya belai dengan mesra. Tampak napasnya mulai berat, saya buka kaos dengan kedua tangan sementara dia masih tetap menggenggam penis saya. Sekarang kepala penis saya diremas-remasnya (makin pinter aja dia). Setelah saya lepas kaosnya terlihatlah dua bukit yang sangat indah mencuat dengan tegak dan di puncaknya tampak pentilnya yang coklat kemerahan.

Dengan sigap saya cium pentil sebelah kirinya, saya jilat dan gigit-gigit kecil, lalu saya sentuh dengan gigi saya sementara tangan kanan saya menggerayangi pentil satunya. Ranti menekankan badannya ke dada saya dan kini genggamannya semakin erat pada penis saya seakan tidak mau kehilangan benda yang disenanginya.

Dengan mendesah dan mengerang Ranti tampak merapatkan dan mengeser-geser kedua pahanya, semakin gelisah dia. Dengan tidak sabar saya bopong Ranti menuju kamar. Saya rebahkan dia di ranjang dan saya tarik celananya, tertinggal celana dalamnya yang berwarna putih dengan bagian depan basah.

Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Mesum terbaru 2016, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Dan Lain-lain.
Cerita Sex Ranti Pembantuku yang Seksi (Part 1) Cerita Sex Ranti Pembantuku yang Seksi (Part 1) Reviewed by Ratu Judi Online on 04.11 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.