gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru. Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Bolos Kuliah Demi Ngentot - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017
Cerita Seks Terbaru Astuti Sang Wanita Berjilbab Part 2 - Tak lama setelah kejadian yang dialami oleh Astuti dengan Irham, suaminya dipindah tugas dan di tempatkan di sebuah daerah perkebunan. Mereka kali ini tinggal di sebuah rumah yang dikelilingi oleh area perkebunan yang asri dan sejuk dengan beragam fasilitasnya yang lengkap.
Astuti merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan yang jauh dari hingar bingar perkotaan, dan juga di tempat baru ini Astuti bisa terbebas dari perilaku bejat dari Irham.
Setelah tiga bulan berada di pulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Astuti masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Hakim mempekerjakan seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang di tempatinya dan sekaligus merangkap sebagai penjaga rumah.
Pak Renggo adalah seorang lelaki yang berusia 65 tahun namun tubuhnya masih nampak kekar dan berkulit hitam dengan rambutnya yang telah memutih.
Pak Renggo adalah seorang lelaki pekerja keras ia hanya memiliki sebidang tanah yang selalu digarapnya sendiri dan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan hidupnya sehari hari. Istri pak Renggo telah tujuh tahun meninggal dunia, kini ia hidup sendiri tanpa mempunyai anak. Ketika ia ditawari Hakim untuk bekerja dirumah dinas perkebunan, pak Renggo dengan sangat senang hati menerimanya, apalagi pak Renggo diberi sebuah kamar dibelakang rumah dinas itu.
Wajah lelaki tua itu nampak sangar mengerikan dalam pandangan Astuti ketika pertama kali diperkenalkan oleh suaminya, namun lama kelamaan Astuti sudah terbiasa berhadapan dengan pak Renggo yang berwajah jelek dan menyeramkan itu, apalagi pak Renggo orangnya sangat rajin membersihkan pekarangan rumah dan terkadang sering membantu Astuti menanam bunga hingga rasa ketakutan Astuti pada pak Renggo hilang dengan sendirinya karena sering bertemu setiap waktu.
Astuti tak menyadari ketika seringnya mata pak Renggo melirik buah dadanya saat ia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Astuti sangat menggiurkan bergelayut indah hingga membuat pak Renggo bergairah dan ingin meremas buah dada Astuti yang mengkal itu. Namun pak Renggo tidak berani berbuat macam macam pada istri pak Hakim yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan meskipun sebagai tukang kebun.
Astuti yang telah lama tidak merasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti punya Irham kini Astuti sangat merindukan kehangatan itu. Suaminya mas Hakim tak mampu bercinta dan cepat berejakulasi hingga membuat Astuti frustrasi dan kecewa selalu.
Di suatu senja Astuti melihat pak Renggo seketika Astuti langsung terkesima saat melihat pak Renggo kencing dibalik pohon nangka sedang memegang penisnya yang tergantung panjang dan besar seperti pisang tanduk.
Astuti mengintip dari balik kaca hitam jendela rumahnya, dengan tubuh menggeletar Astuti memandang batang kejantanan pak Renggo yang berwajah sangar itu namun alat kelaminnya sungguh membuat Astuti jadi menggelegak nafsu birahinya. Astuti tidak ingat lagi setatus sosialnya yang berdarah ningrat dan sebagai seorang istri sah mas Hakim, saat itu yang terbayang dalam pikirannya betapa nikmatnya penis besar panjang itu bila mengaduk aduk dalam vaginanya.
Pengalaman Astuti saat disetubuhi oleh lelaki yang punya penis besar telah membangkitkan libidonya yang tertidur. Setelah selesai kencing, pak Renggo mengeringkan sisa air seninya dengan cara menggoyang goyangkan penisnya. Meskipun penis itu dalam keadaan lemas namun begitu panjang dan besar sekali. Astuti lalu membayangkan bagaimana bila penis itu dalam keadaan ereksi.
Pak Renggo memang dengan sengaja melakukan itu karena bagaimanapun juga pak Renggo telah mengetahui bahwa ibu muda itu sedang terbelalak matanya melihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Renggo sudah tahu kebiasaan Astuti yang sering duduk menghadap jendela setiap sore hari sambil menghirup secangkir teh manis hangat.
Maka dengan disengajanya lagi pak Renggo mengelus ngelus batang kejantanannya yang berurat hingga ereksi seperti tongkat hitam, hanya itu yang bisa dilakukan oleh pak Renggo untuk memancing gairah ibu muda yang cantik istrinya pak Hakim, adapun untuk berbuat selanjutnya pak Renggo tidak berani macam macam. Mata Astuti terbelalak lebar ketika melihat penis pak Renggo kian menegang dan besar dari balik jendela.
Pak Renggo terus mengocok ngocok penisnya disamping pohon nangka, dan terlihat wajah pak Renggo meringis nikmat sambil mengkhayalkan sedang menyetubuhi Astuti, semakin lama semakin cepat kocokan pada penisnya, dan pak Renggo mengerang nikmat saat batang hitamnya menyemburkan lahar panas dan air mani pak Renggo seakan menyemprot kejendela tempat dimana Astuti terpaku menyaksikan pak Renggo beronani, karena jarak pohon nangka tempat pak Renggo beronani hanya berjarak dua meter dari jendela tempat Astuti menyaksikan aksi gilanya pak Renggo.
Tubuh Astuti pun ikut menggeletar saat melihat semprotan air mani pak Renggo begitu jauh jangkauannya seakan akan menyembur kewajahnya. Tuntas sudah hasratnya pak Renggo mempertontonkan onaninya, dan pak Renggo berpura pura tidak tahu kalau ibu muda itu menyaksikan betapa dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lalu pak Renggo berjalan masuk kedalam rumah dinas itu menuju kamar mandi.
Ketika saatnya makan malam tiba mas Hakim mengajak pak Renggo untuk makan bersama, hidangan malam yang disediakan oleh Astuti disantap habis oleh pak Renggo, dalam pikiran Astuti bila seseorang dengan lahap menyantap makanannya hingga tuntas, lelaki tersebut pasti sangat lahap juga dalam bersetubuh. Malam itu Pak Renggo seperti tidak pernah ada kejadian apa apa dihadapan ibu muda itu, walaupun pak Renggo tahu bahwa Astuti selalu memperhatikan gerak geriknya disaat mereka bertiga makan bersama.
Walaupun pak Renggo hanya bercelana komprang hitam namun Astuti sangat tahu dibalik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang tergantung sebesar pisang tanduk. Malam itu Astuti gelisah saat berada ditempat tidur, disampingnya sang suami sudah tertidur pulas, Astuti kemudian beranjak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya dan setibanya Astuti didapur ia dikejutkan oleh suara pak Renggo yang menyapa ramah.
"Belum tidur ya..bu..?“
"Oh Ya pak Renggo, saya haus nih dan mau minum, saya susah tidur malam ini pak Renggo..gak tau tuh kenapa malam ini saya sulit sekali tidur”,
“Oh mungkin ibu banyak pikiran.." kata pak Renggo,
"Atau ibu masuk angin dan gak enak badan jadi susah tidurnya.." Lalu Astuti ikut duduk disebuah bangku plastik yang tanpa sandaran, yang kemudian Astuti terus menanggapi ucapannya pak Renggo sambil bercerita naglor ngidul.
“Ya pak mungkin saya masuk angin nih.." dan tanpa disuruh oleh Astuti pak Renggo telah berdiri dibelakang Astuti seraya berbisik ditelinga ibu muda itu.
”Ibu saya pijati ya biar hilang masuk anginnya.." sambil tangan pak Renggo mulai memijati dengan lembut pundak Astuti.
Astuti lalu menganggukan kepalanya tanda setuju untuk dipijati oleh pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo serasa hangat dan geli dirasakan oleh Astuti ketika menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Renggo merambat naik keleher jenjangnya dan dengan lembut pak Renggo memijat dengan jari jarinya yang kasar pada tengkuk Astuti, pijatan pak Renggo serasa nikmat dirasakan oleh Astuti dan pada saat yang bersamaan sesuatu yang mengeras dan hangat menyentuh kulit punggung Astuti dari balik baju tidurnya,
Pak Renggo tak hanya memijat pundak dan lehernya Astuti akan tetapi juga pak Renggo menggesek gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Astuti. Perempuan itu mulai dijalari sensasi birahi dan Tubuhnya menggeletar seketika saat tangan kekar pak Renggo turun menelusuri memijat kedua lengannya,
Entah disengaja atau tidak jari kasar pak Renggo menyenggol kedua payudaranya yang ranum itu, dan dengan batang kejantanan pak Renggo yang kian menegang yang semakin menekan punggungnya serasa mengalirkan arus hangat penuh rangsangan. Astuti semakin mendesah ketika dengan tiba tiba pak Renggo menciumi leher jenjangnya sambil berbisik ditelinga Astuti.
”Ibu ingin merasakan hangatnya kejantananku..?"
"Ayo bu..bilang aja jangan malu malu, saya tau ibu sangat menginginkannya malam ini dan saya tahu pak Hakim tidak pernah memuaskan hasrat ibu”
Astuti bagai terhipnotis dengan ucapan lelaki tua itu, dan tubuh mulus istri pak Hakim sudah dalam keadaan telanjang ketika pak Renggo membopongnya masuk kedalam kamar yang sempit pak Renggo, Astuti sudah sangat pasrah dalam cengkraman pak Renggo sebab didera nafsu birahi tinggi, meski pak Renggo telah berusia lanjut namun cara ia membuai kepekaan gairah kewanitaannya bisa diacungkan jempol hingga membuat Astuti terbuai memasuki pusaran badai nafsu lelaki tua itu.
Sekujur tubuh Astuti habis dijilati dengan lidah kasar pak Renggo, dan buah dadanya tak luput dari sasaran mulut pak Renggo kemudian lelaki tua itu menghisap rakus putting susunya yang kian menegang, Astuti mengerang bagai anak kucing ketika vaginanya dijilati oleh pak Renggo dan klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, tubuh sintal Astuti yang berdarah ningrat kian mengejang, tubuhnya melengkung keatas didera nikmat saat pak Renggo menggigit lembut klitorisnya.
”Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Renggo”,
Astuti kelojotan ketika jilatan serta gigitan gemas pak Renggo pada vaginanya membuat Astuti orgasme seketika, malam itu erangan nikmat Astuti memenuhi ruang kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok obok pak Renggo. Ibu muda yang cantik beranak dua itu tak menghiraukan lagi keadaan sekitarnya, tak perduli bahwa suaminya sedang berada di rumah, kenikmatan itu telah membuat Astuti jadi meracau tak karuan.
”Ooooooh pak Renggo setubuhilah aku sesukamu..cepat pak..Kapan saja kalau bapak mau saya selalu bersedia disetubuhi."
Pak Renggo yang situkang kebun telah membuat nyonya majikannya mengerang manja minta disetubuhi dengan permainan awalnya, sudah lama pak Renggo merindukan untuk dapat menyetubuhi perempuan cantik berdarah ningrat ini, namun baru malam itu pak Renggo dapat menyentuh kulit halus istri pak Hakim. Ketika mencapai puncak birahinya tiada lagi nampak watak darah birunya, yang ada hanya darah merah yang memacu jantungnya untuk mencapai klimaks nafsu birahi.
Pak Renggo merenggangkan kaki indah Astuti sambil dijilati telapak kakinya, tubuh Astuti kian bergetar ketika jilatan lidah kasar pak Renggo pada telapak kakinya bagaikan arus aliran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, Vagina Astuti nampak merah merekah dengan cairan bening yang telah meleleh keluar dari vagina saat otgasme, dan pemandangan lembah kenikmatan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Renggo menggelegak, penis beruratnya kian menegang dan Astuti memejamkan matanya ketika batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Astuti mengerang ketika pak Renggo mulai memasuki penisnya dengan perlahan..
”Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak...Pelan pelan pak…Agggh,,,Ampuuun.."
"Sakitnya Cuma sebentar koq bu..Ibu ikhlaskan kalau ibu saya setubuhi?”
"Ibu bisa membedakan rasanya jika dientot sama saya, ibu…suka dengan penis besar ini?"
Kata-kata kotor pak Renggo kian membuat nafsu birahi Astuti memuncak, kata kata itu seakan menghipnotis jiwanya yang akhirnya batang besar panjang pak Renggo semakin masuk kedalam liang vagina Astuti yang sempit itu.
*bleess*
Pak Renggo mendiamkan penisnya sesaat agar Astuti dapat meresapi nikmatnya kedutan penis besarnya dan beradaptasi. Tubuh Astuti menggeletar ketika menerima hangatnya kejantanan pak Renggo, liang vaginanya serasa sesak seakan hendak pecah, dan… rasa kenikmatan mulai menderanya ketika pak Renggo dengan perlahan menarik penis itu hingga yang tersisa kepala penis yang masih menempel dibibir vagina, lalu dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali kedalam Vagina Astuti dan itu dilakukan pak Renggo berulang ulang kali hingga membuat biji mata Astuti terbeliak keatas, seperti anjing yang sedang kawin Astuti melolong histeris.
”Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak terus pak”
Ibu muda yang berjilbab bila bila berada diluar rumah kini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar. Lelaki tua yang bernama Renggo itu telah membuat sukma Astuti serasa terbang keawang awang dan tubuh keduanya telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Renggo memacu kuda betinanya yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantanannya.
"Bagaimana Bu..? enak ya rasa penis besar dan panjang”
"Ayo bu goyangin pantatnya dong….rupanya ibu suka dientot sama penis besar ya….."
dan kata kata kotor pak Renggo membuat Astuti semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Renggo pada telinganya berulang ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penis pak Renggo mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu. Astuti pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dari pak Renggo dengan sewaktu Astuti disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai keubun ubun, permainan seks pak Renggo telah membuat Astuti orgasme berkali kali.
"Ouuugh bu….Vagina ibu sungguh legit…enak rasanya….Ssssaya mauuukeluar juga bu..“
"didalam apa diluar nih”
”Oooooh pak….. aaampuuuun…enaaaaknya di dalam saja, semburkan…cepaaaat di dalam paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun..”
“Ibu mau kalau saya hamili….”
“Aaaaghhhh….ya yaaa pak hamili saja saya pak Renggo”.
Akal pikiran Astuti telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Astuti meracau tak karuan. Air mani pak Renggo yang menyembur sangat deras itu menyentuh dasar rahimnya sehingga membuat Astuti berkelojotan dengan tubuh melengkung naik keatas mengangkat tubuh pak Renggo yang menindihnya. Penis berurat pak Renggo semakin dalam menusuk vagina Astuti sampai mentok didasarnya.
Pak Renggo mengaum bagaikan harimau luka, penisnya serasa disedot oleh cengkraman denyut Vagina Astuti yang menggigit lembut..
”Ooooh Vagina ibu enaaaaak teunaaaan..“
Dan tubuh keduanya melekat jadi satu dengan deru nafas saling memburu keduanya mencapai puncak birahi. Astuti tak menyangka walau tinggal dipulau terpencil ini ia bisa menikmati kembali sempurnanya permainan seks meski dengan lelaki tua namun sangat perkasa diranjang. Dan penampilan Astuti sehari hari tetap seperti biasanya, dengan baju panjang dan berjilbab namun Astuti sudah bukan Astuti yang seperti dulu lagi.
Wanita berdarah ningrat yang alim itu namun dibelakang suaminya Astuti adalah sosok perempuan yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa. Akibat Astuti telah diperkosa oleh sahabat suaminya membuat Astuti merindukan selalu batang kejantanan lelaki perkasa untuk dapat memuaskan dahaganya, Astuti kini mengalami kelainan seks dan ia akan merasa puas bila disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar serta panjang.
Dan untuk memenuhi hasratnya Astuti telah mendapatkan dari tukang kebunnya, dan peluang itu juga tidak disia-siakan oleh pak Renggo untuk mencicipi tubuh seksi perempuan yang berdarah ningrat untuk disetubuhi pak Renggo. Bila mas Hakim pergi kota untuk beberapa hari, kesempatan untuk menyetubuhi Astuti semakin leluasa dilakukan, dan terkadang Astuti merengek rengek minta disetubuhi oleh pak Renggo meski sang suami masih berada dirumah,
Astuti sering menyelinap masuk kedalam kamarnya pak Renggo dalam keadaan telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berlainan jenis itu memacu birahi liar dan buah dada Astuti yang montok indah akan selalu menjadi sasaran mulut pak Renggo untuk menyusu pada ibu muda itu. Erangan nikmat Astuti serta goyangan erotisnya ketika disetubuhi pak Renggo menjadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu untuk selalu menghempaskan Astuti kepusaran badai kenikmatannya.
Jadilah Astuti budak nafsunya pak Renggo dan pak Renggo selalu membuat tuntas nafsu birahi Astuti hingga Astuti dibuat mengerang…., mengejang…. Ketika dengan liar Astuti bergoyang erotis diatas tubuh kekar pak Renggo, sambil meremas remas payudara Astuti, mata pak Renggo merem melek menikmati goyangan pinggul Astuti dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Astuti bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dengan kedua tangannya bertumpu di dada bidang pak Renggo…..
”Oooooh yeeeeah…"tubuh ibu muda itu meliuk liuk bagai penari jalang,
"Aaaggggh….Ouuuuuph….paaaak…..penisnya sampai mentoooook,…enak paaaak..“
Tubuh Astuti berkilau indah bermandikan keringat birahi ketika berada diatas tubuh kekar yang dikangkanginya….Astuti dengan bersemangat memacu kuda jantannya untuk mencapai puncak kenikmatan yang hendak diraihnya, ayunan vaginanya yang naik turun semakin liar membenam pada penis berurat pak Renggo dan Vagina Astuti semakin basah oleh lender pelicin yang mengalir dari liang vagina. Dengan kepala mendongak keatas dan biji mata membelalak Astuti terus dan terus memacu diatas tubuh kekar lelaki tua tukang kebunnya.
Pak Renggo memberikan kesempatan pada ibu muda itu untuk meraih sendiri kenikmatan nafsu birahi, tangan kekar pak Renggo tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Astuti hingga Astuti mengerang menahan sakit bercampur nikmat, remasan kasar disertai hentakan dari penis yang menusuk keatas kian liar, Ketika Astuti akan mencapai pada puncak birahinya, lalu disambarnya bibir pak Renggo dan Astuti melumat gemas dengan bibir sensualnya sambil terus mengayunkan pantatnya naik turun. Tubuh keduanya melekat jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi.
”Ooooouuh, ammmpun…enaaak”, dan tubuh Astuti berkejat kejat diatas tubuh pak Renggo saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna, Astuti memeluk erat tubuh kekar lelaki tua itu hingga kedua payudaranya melekat di dada berotot pak Renggo.
Dan kini perempuan cantik berdarah ningrat itu ditindih gentian lagi oleh pak Renggo dan dengan buasnya pak Renggo menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan mendapatkan orgasmenya kembali, pak Renggo belum merasa puas kalau belum bisa membuat Astuti mengerang histris saat ia setubuhi, lalu ditengkurapkan tubuh Astuti dengan posisi menungging dan dengan keras dihujamkan penis beruratnya ke dalam vagina yang sempit itu.
Tubuh Astuti bergetar hebat saat Penis pak Renggo amblas masuk kedalam liang Vaginanya yang telah becek, sambil meremas payudara indah Astuti pak Renggo mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas dan liar, dengan geramnya kulit punggung Astuti yang halus itu digigit oleh pak Renggo, rasa sakit bercampur dengan nikmat membuat tubuh Astuti mengejang mengerang histeris..
”Aaammmmpuuuuuun pak….. Ooooh terus pak…..entotin saya yang kuat paaaaak “. Batang penis besar itu seakan merobek liang vagina Astuti dan kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya secara elastis ikut berdenyut meremas remas penis pak Renggo.
”Ouuuuh..Aggghh..” Pak Renggo dibuat mengerang oleh cengkraman vagina Astuti yang berdenyut denyut, lelaki tua itu masih tetap mempertahankan ejakulasinya agar jangan meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya saat memacu kuda betina yang sedang meringkik nikmat menuju garis finish.
Rambut panjang Astuti dibuat bagaikan tali kekang dan hentakan penis pak Renggo terkadang cepat terkadang perlahan. Saat ayunan penis pak Renggo dibuat perlahan dan lembut Astuti mengerang, mengejang dan meracau..
"Ooooh..enak..enaaaak pak, terus paaaak saya suka dientot sama penis besaaaaaar paaaaak”
Dan pantat Astuti bergoyang erotis mengikuti irama ayunan hujaman penis pak Renggo, tubuhnya menggeletar dan rasa sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Renggo bercampur dengan rasa nikmat…wajah Astuti menengadah kelangit langit kamar dengan kedua matanya terpejam….menikmati gesekan penis pak Renggo bagaikan gelombang disamudera.
"Ayooo bu goyang terus..Ayo sayangku yang binal goyang terus, teruuuuus,dan buah pantat Astuti dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Renggo, rasa sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Astuti semakin menggebu bagai orang kesurupan Astuti menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tusukan penis pak Renggo.
Tangan kekar pak Renggo tak pernah diam dan dengan gemas diremasnya kedua payudara Astuti dengan kasar serta ayunan penisnya semakin liar dan cepat, dengan nafas memburu pak Renggo menghujamkan penis besarnya keluar masuk…Astuti mengerang histris bagai orang gila, tubuh Astuti ikut berguncang guncang akibat hentakan penis pak Renggo yang menyetubuhinya dari arah belakang..
”Aaaaaapuuuuuun pak…Oooooh…”
Astuti melolong panjang dengan tubuh berkelojotan, sambil mendekap dan meremas payudara Astuti…lalu pak Renggo membisikan sesuatu pada ibu muda itu….
“Ibu suka ya kalau saya entotin….Ayoo bilang bu….”
“Yaaaa paak…teruuuus…enaaak pak”
“ Nah…artinya ibu sudah jadi istri yang jalang yang suka ngentot... Ayoo jawab….manisku….” karena didera oleh rasa akan mencapai puncak kenikmatan, Astuti menjawab sambil merengek.
”Oooooh pak….terus pak….setubuhi saya sesukamu…Aaaaah Ouuuuhggg…saya suka dientot sama bapak”.
Tiba tiba dengan kuat dan kasar pak Renggo menghujamkan penis besarnya kembali hingga membuat Astuti menjerit histris…..
”Ouuuuggh……Ampuuuuuuun saya sampai paaaak….enaaaaak pak….teruuuuus pak entot yang kuat”.
Dan tubuh Astuti menggelosor ambruk ketempat tidur, sementara penis besar pak Renggo masih mengobok obok didalam vaginanya hingga menyentuh dasar rahimnya, sukma Astuti serasa terbang keawang awang dengan biji mata mendelik dan tubuh berkelojotan Astuti meresapi puncak kenikmatannya yang sempurna.Pak Renggo lalu mencabut penisnya dan mengangkat tubuh Astuti agar duduk bersimpuh, penis besar itu kemudian disorongkan kewajah Astuti…
”Ayooo kekasihku…..cepat hisap dan jilati dengan lidahmu”…saya mau ibu dapat merasakan manisnya madu batang kejantananku…."
dan dengan patuhnya Astuti melaksanakan perintah pak Renggo…dikocoknya penis berurat itu seraya memasukan kedalam rongga mulutnya keluar masuk…..tubuh Astuti serasa bergetar ketika sensasi rasa hangat penis pak Renggo berdenyut denyut ditenggorokannya dan liang vagina Astuti ikut berdenyut.
“Ouuughhh teruuus bu….rupanya ibu suka juga mengulum penis…” baru tahu rasanya yaaaa bu. He heeee enak juga mulut mungil ibu…saya entot”,
“Agggghuuup…..terusin bu…terusss jilat….Ooooooh sebentar lagi madunya keluar”
dan tubuh pak Renggo mulai berkejat kejat menahan ejakulasinya yang diambang pintu, dengan kuat kepala Astuti dipegang oleh pak Renggo sambil kian membenamkan keselangkangannya, biji mata pak Renggo terbeliak keatas dan kakinya bergetar hebat saat lahar panasnya menyembur kedalam tenggorokan Astuti….dan cairan kental itu sampai meleleh keluar lewat celah bibir mungil Astuti….
”Ayooo bu.. telan semua air pejuhku” Astuti sampai tersedak.
Ia rasakan air hangat kental itu kian banyak dalam mulutnya, rasanya seperti putih telur ayam, Astuti baru tahu bahwa menjilati penis lelaki termasuk kenikmatan yang menggairahkan simpul syarafnya dan pengalaman ini hanya Astuti dapatkan dari pak Renggo yang sangat perkasa diatas ranjangbermacam posisi bersetubuh telah dipraktekan oleh pak Renggo situkang kebun hingga membuat Astuti semakin mesra dan manja pada lelaki tua itu….dan dengan rakusnya Astuti terus menjilati sisa sisa air maninya pak Renggo hingga kering.
Demikian Cerita Seks Terbaru Astuti Sang Wanita Berjilbab Part 2 ini, nantikan kelanjutan pengalaman Astuti selanjutnya ya.
Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks, Cerita Sex Indonesia, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Terkini.
Cerita Seks Terbaru Astuti Sang Wanita Berjilbab Part 2
Reviewed by Ratu Judi Online
on
06.36
Rating:
Tidak ada komentar: